Pembunuhan di Rumah Pemilik Galery Cemara

Korban Dihabisi Karena Melihat Perampok

VIVAnews - Dua pembantu rumah tangga di Perumahan Batu Permata, Gang Arab, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan dihabisi karena diduga memergoki perampok. Pelaku perampokan dilakukan lebih dari satu orang.

Direktur Reserse Kriminal Umum, Komisaris Besar M Iriawan mengatakan,  hasil olah TKP  pelaku berjumlah lebih dari dua orang. Kedua korban diduga kuat dihabisi nyawanya karena mengetahui aksi perampokan tersebut.  "Ini merupakan peristiwa perampokan yang disertai pembunuhan,” ujar Iriawan.

Asumsi perampokan dikarenakan kondisi kamar pemilik rumah yang telah dalam kondisi acak-acakan. Sejumlah perhiasan yang tersimpan di kotaknya bahkan raib dibawa kawanan perampok.

Polisi pun memintai keterangan seorang saksi, yaitu Hamka, petugas keamanan di perumahan setempat untuk mengetahui aktivitas lingkungan sebelum peristiwa berlangsung.


Keterangan yang dikumpulkan VIVAnews di lokasi kejadian, korban diketahui masing-masing bernama Uu, 30 tahun, dan Imas, 28 tahun.

Jenazah korban pertama kali ditemukan kedua majikan yaitu Nursyah Pulungan, 53 tahun dan istrinya, Indah, yang diketahui sebagai dosen IKJ sekaligus pemilik salah satu galeri lukisan di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.

Ketika ditemukan sekitar pukul 21.00 WIB, Senin, 17 Maret 2009,  tubuh Imas telah tergeletak tidak bernyawa di dapur dengan luka bacok di kepala belakang. Selain itu luka tusuk di pipi kiri dan lebam di sekitar keningnya.

Nasib sama dialami oleh Uus yang ditemukan tewas di kamar mandi dengan luka tusuk di kedua pipinya dan luka bacok di kepala belakang.

Saat kejadian, Uu diduga baru saja selesai mandi karena hanya terbalut kaus biru dan celana dalam putih.

Kematian tak wajar tersebut kemudian dilaporkan Yarsa, sopir pribadi majikan korban, kepada Hasanudin, 42 tahun, ketua RT setempat.

Mendapat informasi itu, Hasanudin langsung meneruskannya ke Polsek Pasar Minggu. Tak lama berselang. Petugas Polsek Pasar Minggu dibantu tim identifikasi dan reserse Polres Jakarta Selatan serta Polda Metro Jaya mendatangi lokasi untuk melakukan olah TKP.

Ditemui wartawan di lokasi, Hasanudin mengakui lemahnya pengawasan keamanan di lingkungan tempat tinggalnya.

Dia mengakui tak ada pendataan terhadap tamu yang masuk ataupun keluar. Sifat individu masyarakat sekitar juga dinilai menjadi peluang para pelaku berhaisl melakukan aksi kejinya sebelum melarikan diri.

Sebab tak satupun warga yang mengaku mengetahui adaya aktivitas mencurigakan seperti penerimaan tamu di rumah itu.

Kata Shin Tae-yong Usai Heerenveen Izinkan Nathan Tjoe-A-On Kembali ke Timnas Indonesia U-23
Prabowo-Gibran di Penetapan Presiden-Wapres Terpilih di KPU

Pengamat sebut Hadirnya Anies dan Muhaimin di KPU Beri Legitimasi Hasil Pemilu

Kehadiran pasangan AMIN saat penetapan Prabowo-Gibran sebagai presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024–2029 dinilai bisa memberi legitimasi hasil Pemilu 2024.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024