The Jakmania Tolak Sentralisasi Kompetisi

VIVAnews - The Jakmania tidak setuju dengan wacana sentralisasi sisa kompetisi putaran kedua Liga Super Indonesia (LSI) 2008/2009 yang dilempar oleh PSSI. Suporter Persija Jakarta itu bahkan menuding langkah itu sebagai tindakan yang kuno dan akan merugikan beberapa klub dan suporternya.

"Sepakbola kita ibarat kembali ke zaman batu. Format seperti ini sama dengan format delapan besar yang sudah tidak terpakai lagi," kata Danang Ismartani, ketua The Jakmamnia saat dihubungi VIVAnews, Kamis, 19 Maret 2009.

BLI, PSSI, dan klub-klub anggota kompetisi nasional telah melakukan rapat di Surabaya, Sabtu, 14 Maret 2009. Mereka duduk bersama untuk mencari solusi yang tepat bagi kesulitan beberapa klub mendapatkan izin pertandingan selama masa kampanye legislatif 2009.

Hasilnya, PSSI membatalkan sebagian pertandingan yang kemungkinan tidak mendapat izin dari kepolisian. Sedangkan bagi tim masih mendapat izin dipersilahkan untuk tetap menjalankan pertandingan sesuai jadwal.

Untuk sisanya, akan dipadatkan mulai 17 April sampai 4 Mei. Pertandingan ini akan digelar disentralisasi di daerah yang memiliki sarana yang cukup dan yang terpenting mendapat izin dari kepolisian daerah (polda) setempat.

Tiga daerah yang digadang-gadang adalah DKI Jakarta, Kalimantan Timur, dan Jawa Timur. "Kalau sampai sentralisasinya ada di luar Jakarta, kami tentu akan merasa dirugikan. Soalnya, di masa kampanye ini ada jadwal Persija di kandang," kata Danang.

Yang dimaksud pentolan The Jakmania ini adalah, duel kontra PSM Makassar yang sejatinya digelar 30 Maret 2009. "Bila akhirnya digelar di luar Jakarta, berarti kami akan kesulitan untuk memberikan dukungan langsung," kata Danang.

Kekhawatiran Pihak Kepolisian Berlebihan
Jakarta sepi dari pertandingan LSI 2008/2009 selama masa kampanye legislatif. Pasalnya, pihak kepolisian memperketat pemberian izin. Akibatnya, Persija dan Persitara yang merupakan tim ibu kota libur selama hampir dua pekan.

Menurut Danang, kekhawatiran pihak kepolisian cukup berlebihan. Pasalnya, pada 2004 lalu, Liga Indonesia juga  digelar dalam suasan pemilu. Saat itu tidak ada kerusuhan yang terjadi terutama yang melibatkan antara suporter sepakbola dan massa kampanye.

"Jadi kalau polisi khawatir kita bentrok dengan massa kampanye itu menurut saya cukup berlebihan. Selama ini, kami juga sering berpapasan dengan massa dari konser musik atau yang lainnya. Dan tidak pernah ada keributan antara kami dan penonton atau simpatisan apapun," kata Danang.

Setengah Penjualan Suzuki Berasal dari Mobil Ini

Danang menambahkan dirinya tidak yakin larangan dari pihak kepolisian akan berakhir saat masa kampanye usai. Karena itu, langkah yang terbaik menurut Danang adalah, pihak PSSI, BLI, dan kepolisian kembali duduk bersama untuk mencari solusi bagi kelanjutan kompetisi nasional.

"Kalau memang takut bergesekan dengan massa lain, pertandingan kan bisa digelar malam hari," kata Danang.

Doa Ibunda untuk Ernando Ari dan Indonesia U-23
Rizky Nazar dan Syifa Hadju

Tegaskan Hubungan dengan Syifa Hadju Baik-baik Saja, Rizky Nazar: Tidak Ada Orang Ketiga

Aktor Rizky Nazar akhirnya angkat bicara mengklarifikasi kabar miring tentang dirinya yang diduga telah berselingkuh. Diketahui, hubungan asmara Rizky dengan Syifa Hadju.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024