VIVAnews - Saham-saham papan atas dan perbankan unggulan (blue chips) yang diburu pemodal disinyalir menjadi katalis masih bertahannya indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini.
"Blue chips mendominasi penguatan IHSG," kata pengamat pasar modal Teguh Ramadhani kepada VIVAnews di Jakarta, Kamis, 17 Maret 2009.
IHSG berakhir di level 1.341,60 atau naik 18,77 poin (1,41 persen) pada transaksi sesi II Rabu. Sedangkan pada sesi I, indeks terangkat 22,93 poin atau 1,73 persen di level 1.345,77.
Total nilai transaksi yang dibukukan mencapai Rp 1,39 triliun dengan frekuensi 55.646 kali. Sebanyak 85 saham menguat, 42 melemah, dan 69 stagnan, serta 258 saham tidak terjadi transaksi.
Menurut Teguh, penguatan indeks hari ini terpicu bergerak positifnya saham-saham unggulan yang kembali diminati pelaku pasar. "Sentimen positif bursa regional memicu aksi beli saham blue chips," tuturnya.
Bursa Asia, saat IHSG tutup bergerak variatif. Hang Seng Index menguat 13,75 poin atau 0,10 persen ke posisi 13.130,92, Nikkei 225 turun 26,21 poin (0,33 persen) ke level 7.945,96, dan Straits Times Singapura terangkat 10,91 poin atau 0,69 persen menjadi 1.586,85.
Sedangkan di bursa Wall Street, perdagangan Rabu 18 Maret 2009 atau semalam waktu Indonesia, membaik. Indeks Dow Jones menguat 1,23 persen atau 90,88 poin ke leval 7.486,58. Indeks Nasdaq juga menguat 29,11 poin atau 1,99 persen ke 1.491,22, dan indeks S&P 500 juga menguat 16,23 poin atau 2,09 persen ke 794,35.
Di Bursa Efek Indonesia, saham-saham unggulan dan perbankan yang mengalami penguatan harga antara lain PT Astra International Tbk (ASII) yang naik Rp 1.100 (8,20 persen) ke level Rp 14.500, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) menguat Rp 250 atau 3,84 persen menjadi Rp 6.750, PT Bank Danamon Tbk (BDMN) terangkat Rp 100 (4,04 persen) di posisi Rp 2.575, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik Rp 75 atau 1,80 persen di level Rp 4.225, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi 2.875 atau menguat Rp 75 (2,67 persen).
Kemenkeu Monitor Dampak Konflik Israel-Iran ke Ekspor RI
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan pemerintah terus memonitor dampak perlambatan ekonomi global terhadap ekspor Indonesia yang dipicu panasnya konflik Iran-Israel
