VIVAnews - Para penambang pasir di daerah aliran Sungai Besuk Sat, Desa Pasrujambe, Kecamatan Pasrujambe, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, tidak memedulikan status siaga Gunung Semeru.
Salah seorang penambang pasir di aliran Sungai Besuk Sat, Mansur (40), warga Desa Pasrujambe, di Lumajang, mengaku tidak mempermasalahkan status siaga Semeru yang ditetapkan Badan Geologi sejak 6 Maret lalu.
Status Gunung Semeru sejak 6 Maret meningkat dari "waspada" menjadi "siaga" sehingga warga di lereng Semeru dan para penambang pasir di sejumlah aliran sungai yang dilalui lahar dingin dan lahar panas diminta berhati-hati.
"Para penambang pasir tetap bekerja seperti biasanya dan warga di sekitar lereng Semeru sudah tebiasa dengan status siaga Semeru," kata Mansur, Minggu, 22 Maret 2009.
Menurut dia, penambang pasir akan melihat cuaca lebih dahulu untuk beraktivitas melakukan penambangan di sekitar Sungai Besuk Sat.
"Kalau mendung dan hujan tidak terlalu deras, para penambang tetap bekerja seperti biasanya. Sebaliknya, bila hujan deras terus-menerus selama beberapa jam, para penambang tidak akan beraktivitas untuk melakukan penambangan," katanya.
Ia mengatakan, pada tahun 1983 pernah terjadi lahar dingin yang cukup deras di aliran Sungai Besuk Sat. Namun, beberapa tahun terakhir terjadi lahar dingin kategori ringan dan tidak membahayakan pekerja penambang pasir.
"Penambang pasir biasanya tahu gejala-gelaja alam apabila terjadi lahar dingin yang harus diwaspadai," ujarnya.
Di sekitar aliran Sungai Besuk Sat, kata dia, ada lima lokasi penambangan pasir. Terkadang para penambang berpindah-pindah dari lokasi penambangan satu ke lokasi penambangan yang lain untuk mendapatkan pasir yang banyak.
Hal senada juga disampaikan oleh warga sekitar, Slamet (35) yang menuturkan penambangan pasir di aliran Sungai Besuk Sat tidak pernah sepi dari para penambang pasir.
"Hampir setiap hari ada tiga hingga lima truk yang mengangkut pasir di kawasan aliran Sungai Besuk Sat," tandasnya.
Ia beranggapan, ancaman lahar dingin dari Gunung Semeru sepertinya tidak diindahkan oleh para penambang pasir. Masalahnya, mereka lebih tahu tentang gejala alam Semeru saat mengeluarkan lahar dingin pada musim hujan.
Selama ini, kata dia, para penambang tidak akan menambang pasir apabila hujan deras di puncak Semeru dan sekitarnya karena berpotensi terjadinya lahar dingin. (tvone)
VIVA.co.id
26 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Tak hanya di Tribun, Sang Kapten Rizky Ridho Dapat Dukungan Teman Kampusnya di UM Surabaya
Jatim
6 menit lalu
Tak Hanya di Tribun, Aksi dukungan dengan memasang poster bergambar wajah Kapten Timnas Indonesia U 23 Rizky Ridho juga dilakukan oleh puluhan mahasiswa UM Surabaya...
Ia mengatakan kemenangan yang diraih timnya dari PSM berkat kerja keras para pemain. Apalagi perjuangan pemain didukung penuh oleh manajemen dan suporter.
Klaim Saldo DANA Gratis Anda Hari Ini Jumat 26 April 2024, Bonus Link DANA Kaget Rp400 Ribu
Bandung
10 menit lalu
Bagi anda yang beruntung akan mendapatkan saldo DANA gratis dari pihak dompet digital DANA hari ini, Jumat 26 April 2024. Caranya mudah banget, dengan hanya menyiapkan HP
Shahab al-Din al-Suhrawardi, dikenal juga sebagai Suhrawardi al-Mashriqi, adalah salah satu filsuf terkemuka dari Persia yang hidup pada abad ke-12 Masehi. Pemikiran dan
Selengkapnya
Isu Terkini