VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan ada dugaan adanya usaha-usaha untuk membuat kericuhan dalam pemilu 2009, entah baru berupa niat ataupun rencana. Terkait soal itu, Yudhoyono mengatakan pemerintah akan bersikap tegas.
"Saya mengingatkan jangan memunculkan tragedi apapun dalam demokrasi. Jangan sampai terjadi peristiwa seperti Mei 1998, titik gelap dalam sejarah kita, siapa yang bertanggungjawab," kata Yudhoyono di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa 7 April 2009.
Demikian pula dengan insiden kekerasan pasca pemilu. "Jangan sampai terjadi," tambah dia. Ditambahkan Yudhoyono ada mekanisme untuk menyampaikan ketidakpuasan maupun protes terkait pelaksanaan maupun hasil pemilu, yakni melalui jalur hukum.
"Kalau ada niat yang ingin menimbulkan anarkhi, kerusuhan besar, jangan pernah berpikir seperti itu," tambah Yudhoyono.
Informasi-informasi kecurangan, selama itu bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan pemilu, boleh saja. Namun, jangan sampai isu-isu kecurangan dilakukan untuk memprovokasi. "Itu tidak baik, mari kita bersama melakukan pengawasan perhitungan suara, jangan sampai ada godaan dan niat melakukan kecurangan," tambah dia.
Dua hari jelang pemilu, peningkatan keamanan mulai ditingkatkan. Menurut Yudhoyono, polisi, TNI, dan Badan Intelijen Negara disiapsiagaan untuk mengantisipasi kemungkinan gangguan keamanan dalam pemilu.