BEI Tak Gegabah Buka Auto Rejection

VIVAnews – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) tidak akan terburu-buru menerapkan ketentuan batas atas auto rejection lebih dari 10 persen. Otoritas bursa akan mencermati kondisi pasar global dan regional sebelum mengimplementasikan ketentuan tersebut.

“Hari ini masih menggunakan batas atas dan bawah 10 persen hingga pengumuman lebih lanjut,” kata Direktur Pengawasan BEI Justitia Tripurwasani kepada VIVAnews di Jakarta, Kamis 23 Oktober 2008.

Namun, dia tidak menampik mengenai kesiapan sistem perdagangan bursa untuk menerima mekanisme auto rejection yang asimetris. “Kami masih terus melakukan uji coba,” tegas Justitia.

Sebelumnya, Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Fuad Rahmany mengatakan, penerapan sistem auto rejection asimetris masih terus dipelajari. “Bursa sedang menyempurnakan sistemnya,” ujar dia.

Menurut Fuad, sejumlah negara juga telah menggunakan sistem auto rejection yang asimetris. Kendalanya hanya faktor teknis, karena BEI masih menggunakan sistem yang lama.

Fuad menampik penerapan batas atas auto rejection yang lebih tinggi dapat menguntungkan pelaku short selling. “Justru dengan batas auto rejection 10 persen, mereka tidak bisa mendapat untung besar,” jelas dia.

Pelaku short selling tidak akan dapat menekan harga di bawah penurunan sebesar 10 persen. “Kalau sebelumnya kan minus 30 persen, sehingga mereka bisa beli di bawah dan jual ketika harga naik,” tambah dia.

Kronologi 3 Anggota Keluarga Tercebur ke Sumur, 1 Meninggal Dunia

Auto rejection merupakan mekanisme penghentian sementara perdagangan secara otomatis, bila harga saham mencapai batas minimum atau maksimum yang ditentukan.

Pemain Timnas Indonesia, Justin Hubner

Erick Thohir Buka suara soal Dugaan Pemain Naturalisasi Dibayar Bela Timnas Indonesia

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menegaskan bahawa pemain keturunan tidak dibayar supaya mau dinaturalisasi dan membela TImnas Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024