Pengakuan Pelaku Teror Mumbai

VIVAnews - Pengakuan pelaku serangan teror di Kota Mumbai yang masih hidup, Mohammed Amir Kasab, dibacakan dalam sidang khusus pertama di Mumbai, Jumat 17 April 2009.

Mekanisme Sidang Sengketa Pileg 2024, MK Bagi 3 Panel Hakim

Pengakuan itu, yang lalu ditarik kembali oleh Kasab dengan alasan pengakuan itu dibuat di bawah paksaan, mengungkapkan alur serangan teror yang menewaskan 183 orang tersebut direncanakan dengan teliti dan dilaksanakan dengan kejam.

Dalam dokumen pengakuan setebal 37 halaman, terdapat percakapan antara dua pemimpin top operasi kelompok teroris Lashkar-e-Toiba, Hafiz Saeed dan Zaki-ur Rahman Lakhvi, yang bertanya pada Kasab dan rekan-rekannya, "Apakah kalian siap untuk peperangan?" "Ya, kami siap," kata Kasab dan pejuang lain.

Seperti dikutip dari laman harian The Times of India, Kasab mengatakan, "Mereka berdua mengatakan pada kami bahwa mereka telah memerangi pasukan India di Kashmir selama 15 tahun, dan bahwa kami harus menyerang Hindustan dengan menjadikan kota-kota besar sebagai target," kata Kasab dalam persidangan.

Kasab dan sembilan teroris lain diawasi penuh oleh pelatih yang tidak hanya melatih cara menggunakan senjata, tetapi juga memasukkan doktrin-doktrin ke otak Kasab dan lainnya dalam sesi khusus.

Para penyerang diberi tahu mereka ingin menjatuhkan ekonomi India dengan menembaki warga asing di Mumbai. "Kami harus menyerang tempat-tempat seperti Malabar Hill, Hotel Taj Mahal dan Oberoi yang penuh dengan tamu warga asing. Kami harus membunuh orang asing, terutama orang Amerika, Inggris, dan Israel," ungkap pengakuan Kasab.

Kasab dan dua tersangka lain dituduh terlibat dalam 12 kasus yang berkaitan dengan serangan teror. Kemarin, Nikam mengatakan bahwa Kasab kini dapat dikenai 166 dakwaan pembunuhan. Jumlah dakwaan itu sama dengan jumlah korban tewas di tiga wilayah operasi yang dikomandani Kasab.

Pengacara Kasab, Abbas Kazmi, mengatakan Kasab akan mengaku tidak bersalah atas dakwaan yang dikenakan padanya. Namun jika terbukti bersalah, Kasab terancam hukuman mati. Kazmi mengatakan Kasab mengklaim pengakuan yang dibacakan di pengadilan itu dibuat di bawah siksaan dan paksaan di tempat dia ditahan.

Kemenkominfo menyelenggarakan kegiatan chip in literasi digital

Kemenkominfo Gelar Kegiatan Chip In "Menjadi Warga Digital yang Cakap, Beretika dan Berdaya"

Kemenkominfo menyelenggarakan kegiatan chip in Literasi Digital dengan mengusung tema “Menjadi Warga Digital yang Cakap, Beretika dan Berdaya”.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024