Mengapa Bursa Asia Membaik

VIVAnews - Indeks harga saham di bursa utama kawasan Asia ditutup menguat di akhir perdagangan Senin sore, 20 April 2009.

SKK Migas: Komersialisasi Migas Harus Prioritaskan Kebutuhan Dalam Negeri

Kenaikan terjadi menjelang laporan penerimaan korporat dari perusahaan-perusahaan terkemuka Amerika Serikat (AS) diumumkan, yang bisa dijadikan ukuran apakah reli harga saham bisa mencapai pekan kelima. 

Indeks saham di Hong Kong dan Shanghai menguat setelah Perdana Menteri (PM) Wen Jiabao mengatakan paket stimulus ekonomi di China bekerja efektif dan bahwa kondisi ekonomi negara ekonomi terkuat ketiga dunia itu lebih baik daripada yang diperkirakan. Ratusan perusahaan AS yang akan melaporkan penerimaan korporat mereka antara lain Bank of America, Coca-Cola, Microsoft, IBM, dan McDonald's. 

Sejauh ini, laporan penerimaan dari raksasa keuangan seperti Citigroup dan Goldman Sachs telah membangkitkan harapan bagi penyembuhan ekonomi dan menyebabkan saham mengalami reli yang telah berlangsung selama enam pekan. 

Di Jepang, indeks Nikkei 225 menguat setelah jatuh di awal sesi. Indeks rata-rata Nikkei naik 12,38 poin (0,1 persen) menjadi 8.918,96. Sedangkan indeks Kospi (Korea Selatan) meningkat 0,3 persen menjadi 1.332,66. Sedangkan indeks saham di Australia, Singapura dan Taiwan melemah. 

Komentar PM Wen membantu mengangkat harga saham di China, dengan indeks Shanghai naik 1,9 persen menjadi 2.552,07. Sedangkan indeks Hang Seng (Hong Kong) meningkat 1,1 persen menjadi 15.774,26. Faktor lain yang juga membantu meningkatkan harga saham adalah berita dari maskapai penerbangan China seperti Air China, yang akan menaikkan harga tiket. 

Sementara itu, harga minyak mentah untuk pengiriman Mei jatuh 91 sen menjadi US$ 49,42 per barel. Nilai kontrak pada Jumat pekan lalu meningkat 35 sen menjadi US$ 50,33.

Di pasar valuta, nilai tukar dolar AS terhadap yen menguat menjadi 98,89 yen dari 99,13 yen per dolar AS. Sedangkan nilai tukar euro terhadap dolar AS melemah menjadi US$ 1,3005 dari US$ 1,3040. (AP)

Parkir Cuma Sebentar, Mobil Ini Ditagih Rp48 Juta di Tangerang
Ilustrasi tagian listrik PLN membengkak.

Tarif Listrik April-Juni 2024 Diputuskan Tidak Naik

Kebijakan tidak menaikan tarif listrik pada April-Juni 2024 merupakan upaya pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024