Indeks Saham Negatif, Rupiah Tetap Menguat

VIVAnews - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika akhir pekan ini, Jumat 24 April 2009, menguat, meski indeks saham di Bursa Efek Indonesia ditutup negatif. 

Rupiah di pasar spot antarbank menguat 40 poin atau 0,41 persen menjadi 10.785/US$. Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia terpantau berada pada 10.818/US$.

Penguatan mata uang tidak hanya terjadi pada rupiah melainkan yen, dolar Singapura, dolar Australia, dan sejumlah mata uang dunia lainnya. Yen menguat 0,91 persen menjadi 97,07/US$.

Pengemudi Fortuner Arogan Bikin Geram Kolonel Pom Jeffri: Gayanya Melebihi Tentara

Dolar Singapura menguat 0,54 persen ke US$ 1,49/US$, dan dolar Australia menguat 0,16 persen menjadi US$ 0,715/dolar Australia. Euro juga menguat 0,78 persen menjadi US$ 1,32/euro.

Data proyeksi likuiditas pasar domestik Bank Indonesia pada pukul 14.00, menunjukkan kenaikan dari Rp 20,8 triliun pada pukul 08.00 menjadi Rp 22,1 triliun. Data instrumen Operasi Pasar Terbuka yang jatuh tempo stagnan pada Rp 24,66 triliun. Sedangkan, excess reserve juga stagnan pada Rp 1,7 triliun.

Memanasnya politik nasional tak mempengaruhi pemodal untuk tetap berinvestasi di Indonesia. "Pelaku pasar sudah dewasa, jadi tidak akan akan terpengaruh koalisi partai," kata analis valuta asing Panji Irawan kepada VIVAnews.

Penguatan rupiah justru terjadi karena menguatnya sejumlah indeks pada pada menjelang akhir perdagangan. Aksi akumulasi saham membuat rupiah turut menguat pada perdagangan hari ini.

Ekspor-Impor

Di Depan Para Pengusaha Ritel, Airlangga Sebut Aturan Impor Bakal Direvisi

Menko Ekonomi Airlangga Hartarto menyatakan bahwa Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 36 Tahun 2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024