VIVAnews – Sarah Palin tampil beda. Tak ada setelan mahal ataupun aksesoris mewah yang melekat di tubuhnya. Rambutnya pun tak ditata dengan gaya seperti biasa, melainkan dibiarkan tergerai santai di dibahu. Hanya kacamata Kawasaki 704 series buatan Jepang yang masih bertengger di hidung bangirnya.
Kandidat wakil presiden dari Partai Republik ini memang sedang geram karena dituding menghabiskan dana US$150.000 atau sekitar 1,5 miliar rupiah untuk belanja pakaian dan aksesoris mahal.
Sarah Palin menunjukkan bantahannya dengan mengenakan jins dan pakaian “biasa” dalam kampanye di Asheville North Carolina, Minggu malam 26 Oktober 2008 atau Senin 27 Oktober 2008.
Palin mengatakan US$150.000 sekitar 1,5 miliar rupiah untuk pakaian dan aksesoris yang dibeli untuknya oleh Komite Nasional Partai Republik (RNC), bukan menjadi miliknya, menyamakan pakaian-pakaian mahal itu dengan kepandaian bersandiwara pada kampanye.
Menjadi bulan-bulanan media selama beberapa hari soal pakaian dari toko-toko mahal seperti Neiman Marcus dan Saks Fifth Avenue, Palin membantah, dengan menyatakan bahwa dia dan keluarganya hidup hemat. Untuk menunjukkan itu, Minggu malam 26 Oktober 2008, Palin mengenakan celana jins pada kampanye di Asheville North Carolina.
“Semua ini soal pakaian, saya coba untuk abaikan karena ini sangat menggelikan,” kata Palin kepada massa di Florida Minggu pagi.
“Pakaian-pakaian itu bukan milik saya, seperti lampu, panggung dan semua yang dibeli oleh RNC. Saya tak membawa pakaian-pakaian itu bersama saya. Saya kembali mengenakan pakaian-pakaian lama saya dari toko favorit saya di Anchorage, Alaska, “ kata Palin.
Hari Minggu, juru bicara McCain mengatakan soal sepertiga dari pakaian-pakaian itu dikembalikan karena salah ukuran dan alasan-alasan lain, sisanya akan didonasikan untuk amal.
Palin membicarakan soal aksesoris yang dikenakannya, anting-anting adalah hadiah dari ibu mertuanya, dan cincin kawin senilai US$35 atau sekitar 350 ribu rupiah dari Hawaii yang dibelinya sendiri.
“Karena dengan cincin itu saya selalu berpikir, ini bukan soal bahan pembuatnya, tapi soal gambaran yang ditunjukkan barang itu.”kata Gubernur Alaska ini.(AP)
