Sehari setelah peluncuran DSi justru menjadi hari penting bagi Nintendo, di mana ratusan orang berbondong-bondong ke toko distributor konsol untuk menjadi yang pertama yang memiliki konsol game terbaru dari Nintendo tersebut.
Sekitar 300 lebih penggandrung video game mengantre sebelum sebuah toko distributor Yurakucho di Tokyo buka untuk memperoleh model terbaru sekaligus model ketiga di jajaran Nintendo DS.
Pengapalan pertama DSi kabarnya laris-manis sebelum waktu makan siang di sejumlah toko elektronik di Akihabara, kata retailer setempat kepada AFP, Senin 3 November 2008. "Kami terpaksa memesan lebih banyak lagi," ujarnya.
Konsol terbaru Nintendo yang dijual sekitar 18.900 yen atau setara Rp 2 juta per unitnya itu, secara fisik memiliki desain yang mirip dengan pendahulunya DS Lite, hanya saja kali ini Nintendo membuatnya lebih ramping dengan layar yang lebih besar, yakni 3,25 inci.
Tidak hanya menyuguhkan beragam permainan, konsol yang dilengkapi kamera built-in ini bahkan dapat berfungsi sebagai album foto dan memungkinkan penggunanya untuk mengubah ekspresi muka atau sekedar menambahkan objek seperti bunga, atau grafik lainnya pada gambar lewat piranti lunak yang tersedia.
Kendati penjualan sejumlah konsol "melempem" di Jepang akibat terjangan resesi global, kondisi ini ternyata tidak berlaku pada momentum peluncuran DSi.
"Untuk mendongkrak angka penjualan lebih besar, kami berencana untuk meluncurkan DSi di Eropa dan Amerika menjelang musim semi mendatang," kata, Satoru Iwata, Presiden Nintendo.
Lebih lanjut, Iwata mengatakan, Nintendo juga berniat mengeluarkan DSi dengan beberapa pilihan warna di samping hitam dan putih.
Sepanjang kuartal kedua dan ketiga, laba bersih vendor elektronik raksasa asal Jepang ini dilaporkan meningkat sekitar 9,4 persen pada 144,8 miliar yen.
Di samping itu, laba operasi Nintendo melonjak 34 persen menjadi 252,2 miliar yen sementara total pendapatan perusahaan meningkat 20 persen menjadi 836,9 miliar yen.
