Daerah Pemilihan Jakarta III

Dua Artis Melawan Barisan Politisi Senior

VIVAnews - Daerah pemilihan Jakarta III lebih kentara sebagai pertarungan antar politisi-politisi senior yang saling mengadu kekuatan basis massa. Namun di medan laga yang meliputi Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu ini, terselip dua artis.

Dua artis yang menyelip sebagai calon nomor urut satu adalah pesinetron Raslinna Rasidin dari Partai Amanat Nasional dan Rico Tampatty dari Partai Patriot. Raslinna sering muncul di layar kaca, berperan sebagai ibu-ibu. Sementara Rico Tampatty adalah idola remaja 80-an, meski sampai sekarang masih muncul di layar televisi.

Atasi Masalah Kepadatan di Penjara, Israel Usulkan Hukum Mati Tahanan Palestina

Popularitas kedua artis ini tampaknya ditandingi oleh kekuatan basis massa dari sejumlah politisi-politisi berikut ini. Pertama, ada Djafar Badjeber, calon nomor urut 1 dari Partai Hati Nurani Rakyat. Djafar awalnya memulai karir politik di Partai Persatuan Pembangunan sampai puncaknya menjadi Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PPP Jakarta. Djafar kemudian dipecat karena bergabung dengan KH Zainuddin MZ mendirikan PPP Reformasi yang kemudian berubah menjadi Partai Bintang Reformasi (PBR). Belakangan, Djafar keluar dari PBR dan ikut bersama Wiranto mendirikan Hanura. Djafar sekarang adalah salah satu Ketua di partai Wiranto ini.

Politisi kedua adalah Harun Al Rasyid, calon nomor 1 Partai Gerakan Indonesia Raya. Saat ini Harun adalah anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) mewakili Nusa Tenggara Barat. Sebelum berpolitik, Harun adalah birokrat yang membina karir dari tingkat kecamatan di Jakarta, sampai kemudian menjadi Walikota Jakarta Utara dan puncaknya menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta. Harun kemudian mencalonkan diri menjadi Gubernur Nusa Tenggara Barat dan menang. Pengalaman membina karir di Jakarta menjadi modal kuat Harun untuk maju ke Senayan.

Politisi ketiga adalah Ade Supriatna. Calon nomor urut 1 Partai Golkar ini sekarang menjabat Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Ade yang juga Ketua Badan Kerjasama DPRD Provinsi Seluruh Indonesia ini menguasai seluk-beluk Jakarta sehingga akan memudahkannya untuk menggaet hati pemilih.

Kemudian, masih dari Golkar, ada Yasril Ananta Baharuddin. Entah mengapa Ketua Departemen Hubungan Luar negeri dan Hankam Partai Golkar ini malah ditempatkan di Jakarta III, bukan di Jakarta II yang memperebutkan suara pemilih di luar negeri. Meski demikian, calon nomor urut 2 ini memiliki pengalaman politik yang cukup untuk membuatnya bisa terpilih kembali sebagai anggota DPR.

Politisi berikutnya Ruyandi Hutasoit, Ketua Umum Partai Damai Sejahtera (PDS). Ahli bedah urologi Rumah Sakit Universitas Kristen Indonesia (UKI) dan juga dosen Fakultas Kedokteran UKI ini sejak 1974 telah aktif di gereja, sampai kemudian membuat Persekutuan Injili Indonesia. Tahun 2001, Ruyandi mendirikan Partai Damai Sejahtera dan berhasil mengikuti Pemilu 2004. Untuk Pemilu 2009, Ruyandi menjadi calon nomor urut 1.

Politisi senior berikutnya adalah Effendi MS Simbolon dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Effendi pada Pemilu 2004 juga terpilih menjadi anggota DPR dari Jakarta. Alumni Sekolah Menengah Atas 3 Jakarta ini dikenal sebagai anggota DPR yang vokal. Pernyataan vokal terakhirnya ketika mengumumkan Panitia Khusus Penghilangan Orang secara Paksa DPR akan memanggil sejumlah jenderal termasuk Susilo Bambang Yudhoyono, Prabowo Subianto dan Wiranto untuk diminta keterangannya mengenai kasus yang terjadi kurun 1997-1998 itu.

Partai Bulan Bintang tak mau kalah, nomor urut satunya adalah mantan Menteri Agama Tarmizi Taher. Urang Awak ini memulai karir sebagai personel Angkatan Laut dan pensiun dengan pangkat Laksamana Muda. Pernah menjadi juru bicara fraksi ABRI di MPR, lalu diangkat Soeharto sebagai Menteri Agama. Setelah tidak lagi menjadi menteri, Tarmizi menjabat Duta Besar untuk Norwegia dan Islandia. Aktivitas terkini pemegang Doktor Honoris Causa dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah ini adalah Ketua Umum Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia dan Rektor Universitas Islam Az Zahra, Jakarta.

Partai peraih suara terbesar kedua di Jakarta dalam Pemilu 2004, Partai Demokrat, memasang Sekretaris Jenderal partainya, Marzuki Alie, pada nomor urut 1. Sebelum masuk Partai Demokrat, Marzuki Alie sebelumnya dikenal sebagai salah satu Direktur PT Semen Batu Raja, sebuah Badan Usaha Milik Negara yang menghasilkan semen.

Partai Demokrasi Pembaruan menaruh salah satu anggota Pimpinan Kolektif Nasionalnya, Roy BB Janis. Lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini aktif di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, kemudian aktif sebagai pengurus Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Jakarta tahun 1994-1999. Ketika PDI pecah, Roy membela Megawati dan lalu terpilih menjadi salah satu Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDIP. Sejak 1999, Roy sudah menjadi anggota DPR dan terpilih lagi pada 2004. Namun perbedaan tajam dalam Kongres PDIP di Bali, April 2005, membuat Roy keluar bersama Laksamana Sukardi dan sejumlah rekannya mendirikan Partai Demokrasi Pembaruan.

Partai Keadilan Sejahtera memasang bekas Wakil Kepala Kepolisian Indonesia, Adang Daradjatun, pada nomor urut 1. Tanpa PKS pun, Adang Daradjatun bisa melenggang ke Senayan mengingat modal suara yang diperolehnya saat menjadi calon Gubernur DKI Jakarta pada 2007 lalu.

Tokoh terakhir, meski tidak senior di parlemen, adalah Faisol Riza. Aktivis 98 ini dipasang Partai Kebangkitan Bangsa pada nomor urut 1. Faisol Riza adalah aktivis yang pernah mengalami penculikan pada tahun 1998 karena aktivitasnya di Partai Rakyat Demokratik.

Dan 13 calon di atas ini akan bertarung untuk merebut 8 kursi anggota DPR dari Jakarta III. Jelas daerah pemilihan ini salah satu yang terpanas pada Pemilu 2009 ini.

Kebakaran besar melanda Toko frame atau bingkai di Jalan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan (Jaksel) Kamis 18 April 2024 malam.

Kondisi Mengenaskan 5 Korban Kebakaran Toko Frame Mampang Jakarta Selatan

"5 korban rata-rata luka bakar ada di kepala, tangan, dan kaki. Setelah kita evakuasi langsung kita larikan ke RSUD Mampang Prapatan," ujar Kompol David Kanitero.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024