Komputer Jinjing

System Hybrid untuk Notebook

ARM Holdings, perusahaan pembuat prosesor untuk perangkat genggam asal Inggris terus mengejar pasar netbook milik Intel dengan prosesor berbasis ARM mereka. Langkah ini disambut oleh vendor dan produsen notebook untuk membuat solusi hybrid terhadap notebook. Pasalnya, prosesor buatan ARM terkenal memiliki efisiensi tinggi di bidang energi namun tetap dapat memberikan kinerja yang baik untuk perangkat genggam. Sedangkan prosesor Intel dikenal mampu menghadirkan kinerja komputasi yang bagus.

Dengan solusi hybrid yang menggabungkan prosesor Intel dan ARM sekaligus dalam satu perangkat, secara teoritis dapat memberikan efisiensi penggunaan yang sangat signifikan. Cara kerjanya, ketika perangkat digunakan untuk menjalankan aplikasi internet seperti email dan browsing, prosesor ARM yang bekerja. Ketika menjalankan aplikasi produktivitas dan multimedia, prosesor Intel yang berjalan.

Agustus lalu Dell telah memperlihatkan prototipe Dell Latitude ON. Pada produk itu Dell mengklaim bahwa penggunanya bisa mendapatkan akses nyaris secara instan pada aplikasi email, kalender, attachment, kontak, dan internet tanpa perlu melakukan booting ke sistem operasi utama. Menurut Dell, prosesor berdaya rendah milik ARM bisa menyediakan masa aktif baterai yang panjang. Fitur itu sendiri rencananya akan diterapkan pada seri Latitude E4200 dan E4300 mereka yang segera beredar.

“Kenapa tidak menggunakan smartphone saja?” kata seorang analis seperti dikutip Digitimes, 25 November 2008 ketika Dell mengumumkan teknologi tersebut.

Menurut pengamat lain, perangkat seperti PDA memang sudah memiliki fitur untuk membuka email dan menjelajah internet. Akan tetapi, metode input data dan pengalaman visual pada perangkat seperti PDA dan smartphone tidak dapat menyaingi apa yang ditawarkan notebook. Selain itu, tentu akan banyak permintaan bila ada notebook yang mampu menyediakan baterai yang bisa aktif selama 15 jam.

Produk yang mengadopsi solusi hybrid memang harus menggunakan desain dual sistem operasi dan pengguna tidak akan bisa memakai kedua sistem operasi tersebut pada waktu yang bersamaan. Tetapi, selain membuat prosesor, ARM juga fokus terhadap software yang mendukung prosesor buatannya. Dan tahun 2009, Linux Ubuntu dan Adobe Flash 10 khusus untuk perangkat berbasis ARM akan tersedia.

Menurut Digitimes, vendor notebook lain seperti Asustek Computer juga telah bereksperimen dengan solusi hybrid tersebut. Bukan untuk permasalahan seputar usia baterai, tetapi lebih ke penanganan masalah waktu boot ke Windows yang cukup lama.
Solusi milik Asus itu disebut dengan teknologi ExpressGate. Solusi teresbut berupa software yang berjalan di atas kernel Linux. Asus mengklaim bahwa ExpressGate bisa melakukan booting hanya dalam lima detik dan penggunanya bisa langsung menjalankan aplikasi pembuka dan bagi pakai foto, akses internet, chatting dan email. ExpressGate sendiri sudah disediakan di beberapa tipe motherboard Asus dan notebook ringkas mereka.

Anggota DPR Salut Kejagung Berani Usut Dugaan Korupsi di Sektor Tambang
Pemain Timnas Indonesia, Justin Hubner

Drama Penalti Diulang Justin Hubner hingga Penalti Gagal Bikin Deg-degan Suporter Timnas

Duel Timnas Indonesia U-23 melawan Timnas Korea Selatan U-23 di perempat final Piala Asia U 23 benar-benar membuat jantungan suporter Timnas

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024