Industri Makanan dan Minuman

Cukup Beli Kemasan Dengan Rupiah

VIVAnews - Asosiasi Industri Olefin dan Plastik Indonesia (The Indonesian Olefin and Plastic Industry Association/Inaplas) mengusulkan penggunaan rupiah dalam pembelian bahan baku kemasan oleh industri makanan dan minuman (mamin). Usul tersebut diterima Departemen Perindustrian dan disambut baik produsen mamin.

"Fluktuasi dolar seperti sekarang ini membuat industri mamin jadi sulit untuk kalkulasi biaya," kata Ketua Umum Gabungan Asosiasi Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Thomas Darmawan di Jakarta, Senin, 8 Desember 2008.

Pendeta Gilbert Akan Dilaporkan Lagi Jika Tak Sampaikan Permintaan Maaf Lewat Media

Kalau pun memakai dolar Amerika Serikat, kata dia, seharusnya hanya untuk patokan harga saja.

Menurut Thomas, perubahan strategi itu disinyalir dapat mengurangi biaya produksi (production cost reduction). "Sekarang harga plastik turun hampir 50 persen, sedangkan bila dolar menguat hingga 30 persen maka diimpaskan angka 20 persen dapat dilakukan penghematan," jelasnya.

Dia mengakui, sudah umum sebelumnya, industri mamin selalu menggunakan dolar dalam transaksi pembelian bahan baku kemasan, baik itu dari dalam negeri maupun impor. Sehingga, jika diubah ke rupiah maka volatilitasnya akan berkurang. "Karena, harga bahan baku kemasan kemudian berpengaruh pada penentuan harga jual produk pangan," ujar Thomas.

Namun, kata Thomas, meski harga plastik sekarang sudah turun, tapi harga mamin belum bisa turun. Sebab, persediaan kemasan masih pakai harga lama. "Penurunan harga pangan olahan, baru memungkinkan setelah Januari 2009," jelasnya.

Dia mengatakan, kontribusi biaya kemasan terhadap kalkulasi biaya produksi industri pangan berbeda-beda untuk setiap jenis produk. Misalnya, biaya kemasan air minum dalam kemasan (AMDK) sekali pakai berkontribusi 90 persen dari total biaya produksi. "Airnya murah, tapi kemasan dan labelnya yang mahal," ujar Thomas.

Profil Meli Joker Selebgram yang Tewas Bunuh Diri

Sedangkan untuk sari buah atau jus, dia menambahkan, yang menggunakan kemasan tetrapack atau kaleng industri harus menyisihkan 70 persen biaya untuk kemasan.

Thomas melanjutkan, lebih rendah lagi biaya kemasan untuk pengalengan buah atau sayur mencapai 40 persen. Tapi untuk daging,
karena harga daging mahal maka praktis prosentase biaya kemasan hanya 20-30 persen saja.

Sementara itu, untuk produk seperti makanan ringan atau mie instan hanya mengkalkulasi 15-20 persen biaya kemasan dari total biaya produksi. Dan, untuk produk-produk pertanian atau yang lebih sederhana hanya butuh 5-10 persen saja.

MenurutĀ  dia, industri pangan olahan sebagian besar telah memakai bahan baku kemasan dari dalam negeri, seperti botol atau karton. Kecuali untuk karton tetrapack yang masih impor dari Singapura.

Namun, Thomas mengakui, pada pabrik besar tertentu seperti pengalengan nanas atau ikan di luar Jawa, lembaran baja untuk kemasan kalengnya sebagian besar masih diimpor. "Sama halnya pada kemasan susu kental manis," tegas dia.

IHSG Sesi I Memerah, Pelaku Pasar Khawatir Eskalasi Konflik Iran-Israel
Mobil Jeep Rubicon yang digunakan tersangka Mario Dandy menganiaya anak pengurus GP Ansor, David

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang! Harga Limitnya Rp809 Juta

Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan mengumumkan langsung lelang mobil Rubicon Mario Dandy yang heboh dalam kasus penganiayaan terhadap David Ozora.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024