BUMN Konstruksi

2008, Wika Raih Pertumbuhan Tertinggi

VIVAnews - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) membukukan pertumbuhan tertinggi untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) konstruksi selama 2008. Penjualan perseroan diperkirakan melampaui target tahun ini sebesar Rp 6,05 triliun.

"Penjualan akan mencapai Rp 6,4 triliun dan nilai kontrak yang diperoleh (order book) Rp 15 triliun," kata Direktur Keuangan Wijaya Karya, Ganda Kusuma, dalam siaran pers perseroan yang dipublikasikan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa 30 Desember 2008.

Menurut Ganda, Wika berhasil mendapat proyek-proyek bernilai besar dan strategis di bidang infrastruktur. Perseroan memperoleh kontrak hingga November 2008 sebesar Rp 14,31 triliun. Angka itu melampaui target 2008 sebesar Rp 14,11 triliun.

TPP ASN Pemkot Semarang Akan Dipotong 15 Persen per Hari jika Bolos Usai Lebaran

Sementara itu, pada Desember, Wika diperkirakan dapat memperoleh beberapa proyek seperti pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) berkapasitas 2x350 megawatt di Tanjung Priok senilai Rp 340 miliar, Gedung SMA Pintar Kuantan Sengingi, Riau Rp 65,89 miliar, dan Gedung Sport Centre Kuantan Sengingi, Riau Rp 118,59 miliar.

Selain itu, perseroan diperkirakan memperoleh proyek Dam Tembesi Rp 224,05 miliar, dan Banjir Kanal Barat (Ciliwung Cisadane) Rp 134,72 miliar, sehingga perkiraan perolehan kontrak baru Desember 2008 sebesar Rp 883,25 miliar.

''Pencapaian ini kami peroleh sebagai hasil dari strategi sinergi dan integrasi yang kuat dengan perusahaan anak” ujar Ganda.

Prospek 2009
Sementara itu, 2009, menurut manajemen Wika, merupakan tahun yang cukup sulit bagi dunia usaha, Meski demikian manajemen Wika masih optimistis, karena pemerintah berkomitmen untuk fokus pada pengembangan infrastruktur untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi.

Pemerintah, lanjut dia, optimistis industri infrastruktur menjadi landasan dan pendorong bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Apalagi, pemerintah menganggarkan dana cukup besar untuk belanja infrastruktur. "Sebagai contoh, Departemen Pekerjaan Umum mendapat Rp 34,98 triliun," kata dia.

Di luar belanja pemerintah tersebut, tambah dia, masih ada peluang dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), termasuk anggaran untuk pembangunan pembangkit tenaga listrik yang merupakan program utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

"Kini, Wika mengamankan posisi dengan pencapaian sekitar 30 persen pangsa pasar proyek power plant," ujarnya.

Beberapa proyek pembangkit listrik tersebut dijadwalkan penyelesaiannya hingga 2010. Melalui proyek itu, Wika memiliki kontrak-kontrak untuk mengamankan penjualan.

Ganda menjelaskan, proyek-proyek infrastruktur seperti jalan, jembatan, pelabuhan, irigasi, dan energi menyumbang mayoritas pendapatan perseroan tahun ini. Proyek-proyek tersebut juga dibawa Wika pada tahun-tahun berikutnya (carry over).

Selain itu, anak perusahaan Wika diestimasi memiliki kinerja yang baik pada 2009. “Wika akan fokus pada proyek-proyek pemerintah untuk memperkuat posisi di infrastruktur dan yang memberikan kepastian pelaksanaan proyek," ujar Ganda.

Selain itu, perseroan akan fokus untuk menjaga likuiditas. “Kebijakan ini adalah strategi manajemen untuk menjaga posisi kami di pasar sebagai The Most Growing Company di sektor infrastruktur dan memastikan kinerja usaha kami pada 2009,” tuturnya.

Melalui strategi tersebut, Wika menargetkan order book pada 2009 sebesar Rp 15 triliun, penjualan Rp 7,4 triliun, dan laba bersih Rp 175 miliar.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.

Ratas Bahas Geopolitik, Airlangga: Cadangan Devisa Kita Masih Kuat

Presiden RI Jokowi bersama sejumlah menterinya termasuk Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menggelar ratas bahas dampak geopolitik Iran vs Israel.

img_title
VIVA.co.id
16 April 2024