Bursa Wall Street Dambakan Cerahnya 2009

VIVAnews - Bursa Wall Street Senin pagi, 5 Januari 2009, waktu New York (Senin malam WIB) akan membuka perdagangan di pekan pertama tahun baru dengan bermodalkan indeks tertinggi dalam dua bulan terakhir (November-Desember 2008). Di satu sisi, ini menandakan optimisme para investor menatap 2009 sambil meninggalkan 2008 yang kelam dan sarat gejolak. Namun, para pengamat mewanti-wanti bahwa para pelaku pasar masih belum menghadapi ujian yang sesungguhnya.

Citroen Luncurkan Mobil SUV Terbaru di Indonesia, Harga Rp200 Jutaan

Setelah libur di akhir pekan, para investor dan pialang akan mengawali perdagangan di tahun yang baru tanpa disertai data ekonomi maupun berita korporasi potensial. Mereka hanya berharap bahwa situasi di bursa nanti akan menerukan raihan yang dicetak pada transaksi akhir tahun pada Jumat pekan lalu (2 Januari). Saat itu, untuk pertama kali sejak 5 November 2008, indeks saham industri Dow Jones bangkit melampaui 9,000 poin.  

Data bulan Desember 2008 menunjukkan bahwa sentimen negatif atas beberapa hal seperti pendapatan korporat dan pasar kredit yang masih labil telah memberi pengaruh besar atas situasi di bursa saham. Kalangan pengamat memperkirakan bahwa dalam beberapa pekan mendatang akan terlihat apakah investor sudah cukup nyaman untuk kembali bermain di pasar. Masalahnya, tak sedikit mereka yang masih khawatir akan munculnya kembali krisis, baik di tingkat korporasi maupun pasar kredit.

"Diperkirakan terdapat sekitar US$ 8,9 triliun yang masih diparkir di luar pasar uang," kata Stephen Leeb, presiden Leeb Capital Management yang berbasis di New York," Tingginya tingkat persediaan uang tunai dan rendahnya harga saham biasanya saling terkait satu sama lain. Tingkat persentasi kapitalisasi di bursa saham saat ini mirip dengan rekor terendah pada tahun 1990," lanjut Leeb.

Menurut Leeb, besarnya likuiditas itu "belum mencakup besarnya uang yang akan dicetak sebagai dampak dari aksi tak terduga dari Bank Sentral AS (Federal Reserve) untuk merangsang ekonomi dan sistem keuangan." Faktor tersebut seharusnya bisa mendongkrak cerahnya situasi pasar dalam beberapa bulan mendatang.

Namun, seperti kalangan pengamat lainnya, Leeb masih tetap memperhitungkan situasi di pasar yang kembali kelam dan membuat harga saham terus-menerus anjlok, seperti yang terlihat pada November 2008. Beberapa pekan mendatang akan menentukan apakah para pelaku bursa Wall Street sudah memiliki daya tahan yang cukup dalam menghadapi badai keuangan atau justru kembali terpuruk. (AP)

Sidang Putusan Sidang Perselisihan Hasil Pemilu 2024 di MK

Apindo Sebut Keputusan MK Beri Kepastian Investasi dan Ekonomi

Apindo menyatakan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal sengketa Pilpres membawa angin segar bagi perekonomian RI, baik dari sisi investasi dan dunia usaha.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024