Kakak Angkat Obama Pulang ke Sukabumi
VIVAnews - Tak kunjung dihubungi dari Amerika Serikat (AS), akhirnya kakak angkat Barack Obama, Liah Soetoro, hari ini akan pulang ke Cipadak, Sukabumi, Jawa Barat. Liah dan suaminya, Ibnu Sobah, sebelumnya dijanjikan seseorang untuk berangkat ke AS menghadiri upacara pelantikan Barack Obama, 20 Januari nanti.
Masalahnya, Liah dan Ibnu yang sudah berada di Jakarta sekitar dua pekan terakhir, hingga kini belum memegang paspor, visa, maupun tiket. Padahal pengukuhan Obama sebagai presiden ke-44 AS tinggal delapan hari lagi.
"Belum ada kabar, jadi kami mau pulang ke Sukabumi," kata Liah saat dihubungi oleh VIVAnews melalui telepon, Senin pagi 12 Januari 2009. Namun, bagi pasangan yang menikah tahun 1978 ini, pulang ke kampung bukan berarti harapan sirna. Mereka tidak kecewa dan tetap berharap akan ada kontak dari seorang perempuan yang namanya terdengar seperti "Luth" yang mengaku dari tim sukses Obama.
"Kami belum kecewa, kami masih berharap karena masih ada waktu beberapa hari lagi. Dulu, katanya [Luth], mereka akan menyiapkan paspor dan visa dalam waktu satu hingga tiga hari. Pokoknya kami sudah pegang akta [kelahiran]" kata Liah. Liah dan Ibnu memang hanya diminta menyiapkan akta kelahiran yang diperlukan dalam pembuatan visa dan paspor.
Liah dan Ibnu sebelumnya sudah berusaha menghubungi seseorang yang, kata Luth, akan mengurus keperluan di Indonesia, yaitu pembuatan paspor dan visa, serta menyiapkan tiket, tetapi gagal. "Nomornya tidak bisa dihubungi. Katanya dia tinggal di Kebon Jeruk, dan ibu Luth bilang saya tidak boleh mempublikasikannya," kata Liah.
Menurut Liah, perempuan yang tinggal di Kebon Jeruk itu katanya adalah orang kedutaan [AS]. "Saya akan menunggu dihubungi di Sukabumi, dan kalau sudah dihubungi saya akan kembali ke Jakarta," tandas Liah.
Liah mengaku pernah menjadi pengasuh Obama kecil saat berada di Jakarta. Dia lalu diangkat menjadi anak oleh Lolo Soetoro, yang merupakan ayah tiri Obama. Oleh sebab itulah Liah menjadi kakak angkat presiden baru Amerika Serikat tersebut.
Anggota DPR Salut Kejagung Berani Usut Dugaan Korupsi di Sektor Tambang
Keberanian Kejagung itu karena seperti mengusut dugaan kasus tambang yang merugikan negara hingga ratusan triliun rupiah.
