Pelantikan Presiden AS

Kata Mereka tentang Obama

VIVAnews – KRISIS finansial di Amerika Serikat, penarikan pasukan dari Irak dan agresi Israel ke Jalur Gaza, merupakan persoalan besar yang harus dihadapi pemerintahan baru Barack Hussein Obama. Di tengah berbagai tantangan yang menghadang tersebut, penilaian dan harapan warga dunia, termasuk Indonesia, kepada Obama beragam.

Cak Imin Siap Hadiri Sidang Putusan Sengketa Pilpres Jika Diwajibkan MK

Berikut petikan pandangan menteri, pimpinan agama, pengusaha, tokoh masyarakat dan politisi Indonesia tentang Obama.

Hasan Wirajuda (Menteri Luar Negeri)
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, kelahiran Tangerang, 9 Juli 1948. Merupakan seorang diplomat karier yang juga berperan dalam upaya penyelesaian damai Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka dan Timor Timur (sekarang Timor Leste). Juga pernah menjadi mediator dalam konflik di Moro, antara Filipina dengan Front Pembebasan Nasional Moro.

Terpilihnya Barack Obama sebagai Presiden AS telah menunjukkan kemampuan demokrasi dalam pembaruan kebijakan. Diperkirakan kebijakan luar negeri AS akan berubah ke arah yang lebih mengedepankan dialog, soft power, bukan penggunaan kekuatan.

Pemerintahan yang baru diharapkan akan meninggalkan unilateralisme, namun mengedepankan multilateralisme.

Pada pihak lain, kita perlu realistis bahwa janji untuk mengedepankan nilai-nilai ideal seringkali dikesampingkan oleh realitas politik dan kepentingan Amerika Serikat sebagai kekuatan global.

Din Syamsudin (Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah)

Bernama asli Sirajuddin Syamsudin, Din lahir di Sumbawa Besar, 31 Agustus 1958. Ia merupakan Ketua Umum Muhammadiyah 2005-2010. Sebelumnya pernah menjadi Ketua Umum Pemuda Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia dan Ketua Litbang Golkar.

Tentu setiap orang di dunia menaruh harapan kepada Barack Obama. Terutama untuk mengubah paradigma kepemimpinan Amerika Serikat yang cenderung hegemonik dan arogan. Apalagi Amerika sering bersikap menjadi polisi dunia, namun  menampilkan standar ganda. Seperti banyak orang lain, saya juga menaruh harapan kepada Barack Obama. Seperti yang juga dijanjikan dirinya, bahkan jadi tema kampanye: Change We Can Believe.

Kita berharap Obama bisa melakukan perubahan dalam kehidupan domestik, terutama menghadapi tekanan di dalam negeri yang tidak kecil dengan adanya krisis keuangan global. Selain itu, semoga presiden baru AS ini bisa melakukan self adjustment (penyesuaian diri) dengan dinamika baru di dunia, terutama dengan adanya kebangkitan Asia Pasifik, Asia Timur, Uni Eropa, juga Rusia. Lebih khusus, adanya pendekatan baru secara serius dalam menyelesaikan masalah Afghanistan, Irak, dan Palestina.

Kita semua tahu komplikasi dari masalah-masalah tersebut. Dan juga jeratan dari kelompok berpengaruh di AS, yaitu lobi Yahudi. Hampir semua Presiden AS, tidak terkecuali Barack Obama, terjerat lobi Yahudi. Karena itu saya pesimistis bahwa Obama bisa merealisasikan janjinya untuk perubahan. Terkecuali ada perubahan pendekatan kepemimpinan Barack Obama.

Terhadap hubungan AS dengan Indonesia, mungkin ikatan emosional Obama dengan Indonesa itu tetap ada. Tapi, America is America, yang memiliki kepentingan sendiri. Maka Obama akan tetap berhubungan dengan Indonesia dalam kepentingan nasional Amerika. Karena itu, rakyat dan pemimpin Indonesia tidak perlu terlalu berharap. Apalagi terjebak secara psikologis, menganggap Obama sebagai “Wong Kito

Sofjan Wanandi (Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia)

Pengusaha, kelahiran Sawahlunto, 3 Maret 1939.  Kini dia memiliki Gemala Group, perusahaan yang bergerak di bidang komponen otomotif. Sekarang Sofyan duduk sebagai Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo).

Saya melihat, banyak sekali  persoalan yang harus diselesaikan. Tapi paling tidak Obama akan jauh lebih baik dari George W. Bush. Karena dia juga pernah tinggal di Indonesia, negara yang mayoritas penduduknya muslim.

Semoga dia dapat mengubah pandangan dan kebijakan Amerika, sehingga akan banyak pula muslim yang tidak anti terhadap Amerika. Selain itu, saya berharap dia bisa mencari jalan keluar terhadap permasalahan di Palestina. .

Saya rasa hal yang paling mendesak dilakukan Obama adalah di bidang ekonomi. Bagaimana agar ekonomi di Amerika bisa cepat pulih. Karena kondisi perekonomian di Amerika sangat berpengaruh terhadap Indonesia. Dengan demikian Indonesia juga yang akan diuntungkan apabila perekonomian di Amerika cepat normal.

Hal lain yang perlu diselesaikan adalah masalah keamanan. Terutama tentang penyelesaian konflik sehingga terjadi perdamaian di Palestina. Selain itu, penarikan pasukan dari Irak. Mungkin akan ada perubahan pandangan negara-negara Islam ketika dia menarik pasukannya dari Irak.

Tentu saja saya berharap akan banyak perubahan dalam hubungan AS dengan Indonesia. Karena dia mengenal Indonesia dan memiliki nostalgia di sini. Jadi, Obama akan memahami psikologi orang Indonesia. Semoga itu ada manfaatnya dalam dunia perdagangan kita di masa depan.

Tifatul Sembiring (Presiden Partai Keadilan Sejahtera)
Sebagai ketua umum partai, pria kelahiran Bukit Tinggi, 28 September 1961, ini merupakan sosok yang kini disibukkan oleh isu Palestina. Dia aktif terlibat dalam aksi massa besar-besaran partai PKS mengutuk invasi Israel di Gaza. Akibatnya, Tifatul kini diincar Badan Pengawas Pemilu dan Komnas HAM anak. Ia dituduh melakukan kampanye di luar jadwal dan melibatkan anak-anak dalam demonstrasi.

Pelantikan Obama sebagai Presiden terpilih Amerika Serikat 20 Januari mendatang adalah momentum yang ditunggu-tunggu dunia. Di samping Obama akan menjadi presiden kulit hitam pertama di negeri Paman Sam tersebut, dia juga berusia Balita alias di bawah umur lima puluh tahun. Hal ini cukup luas mempengaruhi semangat calon pemimpin-pemimpin muda di seluruh dunia. Akankah dengan satu pidato pelantikan Obama akan terjadi tren ke arah solusi krisis keuangan Amerika.

Kita tentunya menunggu implementasi kebijakan-kebijakan Obama, slogan Change We Can Believe dan seterusnya. Kita berharap janji Obama menarik total pasukan Amerika dari Irak, segera dilaksanakan, dan tidak mengobarkan perang baru di belahan dunia mana pun. Selanjutnya kita berharap agar kebijakan-kebijakan Obama lebih mendukung terwujudnya damai di muka bumi ini.

Tambahan lagi, kalau Obama jadi mengawali kunjungan ke Indonesia, saya ingin jumpa dengannya. Saya sudah menyiapkan pesan khusus buat beliau.

Todung Mulya Lubis (Pengacara)
Pengacara kelahiran Muara Botung, Tapanuli Selatan, 4 Juli 1949. Mengambil master bidang hukum ekonomi pada Universitas California, dan menyelesaikan Doktor di Universitas Havard, Amerika Serikat. Menjadi dewan penyantun di Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia.  

Obama tentu akan lebih memperhatikan persoalan yang ada di dunia ketiga, termasuk Indonesia. Apalagi karena Obama pernah tinggal di Indonesia. Sehingga akan ada perubahan dalam cara memandangnya.

Tapi tampaknya tidak akan banyak perubahan, karena masalah domestik AS juga berat. Saya rasa kita tidak bisa terlalu berharap banyak dari seorang Barack Obama. Namun setidaknya Indonesia akan lebih diperhatikan. Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduk Islam yang demokratis bisa dijadikan sekutu dalam menjalankan informasi bahwa demokrasi dan Islam tidak bertentangan. Seharusnya dengan negara Arab lain pun bisa.

Untuk ke depan, Obama akan lebih mengedepankan perdamaian. Melakukan pendekatan dengan diplomasi budaya. Namun tentu ada krisis di dalam negeri AS itu sendiri yang harus dibenahi. Saya pikir Obama akan lebih banyak memprioritaskan mengatasi masalah domestik terlebih dahulu.

Noke Kiroyan, (Dewan Penyantun  USINDO).
Noke pernah bekerja di Rio Tinto, Siemens, dan Grup Salim sebelum menjadi Presiden Direktur Newmont Pasific Nusantara Indonesia. Kini dia aktif sebagai anggota Dewan Penyantun di The United States-Indonesia Society (USINDO).

Tentu saja semua berharap pelantikan Obama akan membawa perbaikan ke arah yang lebih baik. Kalau dilihat, dia ini orang yang lebih cinta damai. Menjalankan politik dengan perhitungan yang lebih matang. Jadi saya rasa, akan ada perbaikan. Menjalankan politik juga akan lebih bijak, akan lebih baik dari pemerintahan sebelumnya.

Pekerjaan rumah pertama Obama selaku Presiden Amerika adalah masalah ekonomi. Apalagi ekonomi negara Amerika berdampak ke seluruh dunia. Jika ekonomi Amerika memburuk, tentu saja hal ini juga akan diikuti memburuknya perekonomian negara-negara yang lain. Maka, perekonomian Amerika harus pulih.

Kini, perbaikan ekonomi tergantung dengan langkah yang diambil oleh Obama. Langkahnya harus tepat. Tapi saya yakin, Obama juga telah memilih ahli-ahli ekonomi yang tepat untuk membantunya menyelesaikan masalah perekonomian ini. Jadi tergantung langkah yang diambil, langkahnya harus tepat.

Selain masalah ekonomi, persoalan lain yang harus dihadapi Obama adalah soal politik luar negeri.  Politik luar negeri Amerika selama ini sangat dikenal dengan politik luar negeri yang agresif. Jadi, semoga Obama bisa bisa menjalankan politik luar negeri yang lebih bijak. Politik Amerika harus lebih bijak, tidak asal menyerang. Kalau politik luar negeri Amerika lebih bijak, akan menjadi panutan buat negara lainnya.

Untuk Indonesia, apa pun kebijakan atau langkah yang diambil Obama akan berdampak meski tidak secara langsung. Tapi semoga saja. Apalagi  dia pernah tinggal di Indonesia selama empat tahun. Dia pasti punya kesan tersendiri.

ISIS Tembaki 20 Pejuang Bersenjata Palestina hingga Tewas di Suriah
Eko Patrio

Eko Patrio Bersyukur, Gelar Halal Bihalal Dihadiri Sederet Artis dan Komedian Senior

Eko Patrio menggelar acara Halal bihalal di kediamannya di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu, 20 April 2024. Eko mengundang sederet artis dan komedian senior.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024