Demokrat Kecam Iklan Politik Misterius

VIVAnews -- Partai Demokrat mengecam iklan gelap yang mengkritik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Yang jantan dong, kalau mau mengkritik tak perlu dibikin misterius. Publik berhak tahu pembuatnya," kata Anas Urbaningrum, Ketua Parta Demokrat, kepada VIVAnews, Selasa 17 Februari 2009.

Iklan yang berdurasi 30 detik itu dimuat tiga stasion televisi swasta. Iklan yang diperagakan tiga orang itu menampilkan perbincangan terkait kondisi perekonomian dan pengangguran saat ini. "Isinya nggak jadi soal," kata Anas.

Siap-Siap Baper, Nicholas Saputra Terjebak Cinta Segitiga dengan Aktris Filipina dan Aktor Korea

Menurut Anas, kampanye negatif dari oposisi kepada pemerintah adalah lumrah dalam demokrasi. "Mengkritik sekeras apapun juga sangat lazim. Memasang iklan misterius, ini yang tak lazim," kata Anas. "Sebaiknya, kampanye oposisi yang mengkritik dan menyerang pemerintah dilakukan dengan jantan".

Kemarin, Senin 16 Februari 2009, Ketua DPP Jaringan Nusantara Bidang Ekonomi, Jakobus E Kurniawan, menggelar jumpa pers di kantor Bravo Media Center, Jalan Teuku Umar No 51, Jakarta, untuk membicarakan masalah iklan ini juga. "Iklan politik Citra Publik itu tak beretika dan terkesan lempar batu sembunyi tangan,” katanya.

Jaringan Nusantara adalah kelompok pendukung Partai Demokrat dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Jakobus menilai, iklan politik itu adalah black campaign. Jaringan Nusantara ini hendak melaporkan pembuat iklan kampanye politik, Citra Publik Indonesia, ke polisi. Perusahaan yang dibentuk Lingkar Survey Indonesia milik Denny JA itu dinilai masuk kategori black campaign.

Jacobus juga akan menyoal masalah ini ke Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilu, Komisi Penyiaran Indonesia, dan Dewan Pers. Selain itu, dia juga meminta agar stasiun televisi tidak lagi menayangkan iklan itu.

Bakal calon bupati Ebert Ganggut didampingi tokoh adat mendaftar ke PAN

Unik, Pendaftaran Bakal Calon Bupati di Manggarai Serahkan Ayam Jago dan Tuak ke Panitia

Pendaftaran bakal calon kepala daerah (bacakada) di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur kental nuansa adat. Menyerahkan sebotol tuak dan ayam jago

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024