VIVAnews - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengirimkan surat kepada Organisasi Angkutan Darat (Organda) dan operator taksi meminta penurunan tarif seiring penurunan harga BBM. Namun Blue Bir mengisyaratkan tidak akan menurunkan tarif.
Blue Bird menganggap penurunan taksi terlalu dipaksakan. Mereka berdalih, saat ini baru satu komponen yang menyebabkan tarif harus turun, yaitu harga BBM. Padahal banyak komponen lainnya yang mempengaruhi.
Blue Bird menganggap penurunan harga BBM dan penurunan tarif taksi tidak bisa disamakan. Taksi adalah sarana transportasi khusus yang mengutamakan pelayanan kepada penumpang. Dan itu butuh biaya sendiri yang nilainya tidak sedikit.
"Taksi bukan angkutan ekonomi, ini masalah kepuasan untuk penumpang," ujar Humas Blue Bird, Teguh Wijayanto, saat dihubungi VIVAnews, Kamis 26 Februari 2009.
Menurutnya, penurunan akan berdampak langsung bagi para pengemudi sebagai internal customer yang juga harus dilayani perusahaan.
Jika pemerintah tetap memaksakan untuk menurunkan tarif taksi sama saja pemerintah memaksa para pengusaha taksi kelas menengah untuk gulung tikar karena tidak siap dengan penurunan tarif.
Saat ini Blue Bird akan tetap menunggu keputusan dari Organda DKI Jakarta terkait penurunan tarif taksi yang rencana penurunannya masih dibahas.
Sebelumnya, Dinas Perhubungan DKI Jakarta terus mendesak Organda DKI Jakarta segera menurunkan tarif taksi dan bus patas AC.
Surat resmi kepada oranganisasi itu telah dikirimkan secara resmi sejak pekan kemarin.
"Kami akan tunggu reaksinya, pekan depan mungkin sudah ada tanggapan. Karena surat tersebut sudah kita kirimkan pekan ini," ujar Kepala Bidang Bina Angkutan Dinas Perhubungan DKI Jakarta Hendah Sunugroho.
AHY Wanti-wanti Prabowo Usai Bertemu Cak Imin
Ketua Umum Partai Demokrat AHY merespons pertemuan Prabowo Subianto dengan Cak Imin di kantor DPP PKB, Rabu. AHY memberikan peringatan ke Prabowo
