Kredit Rp 230 Triliun Masih Ngendon di Bank

VIVAnews - Meski pertumbuhan kredit hanya diperkirakan sebesar 15,2 persen pada 2009, namun realisasi kredit bisa lebih besar dari angka itu. Hal ini didukung oleh kredit yang belum ditarik (undisbursed loan) sebesar Rp 230 triliun.

"Buktinya pada 2008 kredit yang diperkirakan sebesar 20 - 24 persen menjadi 30 persen," kata Deputi Direktur Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI, Wimboh Santoso di sela-sela pelatihan Bank Indonesia di Bandung, 28 Februari 2009.

Menurut dia, bank memasang target rata-rata sebesar 15,2 persen lebih karena faktor kehati-hatian dan sikap konservatif. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 4 - 5 persen.

Meski perbankan bersikap konservatif, Wimboh mengingatkan agar pengusaha tidak khawatir karena dana di perbankan memadai. Jika stimulus pemerintah berhasil, maka ruang gerak usaha akan lebih lebar. Perbankan juga masih bisa merevisi pertumbuhan kredit pada pertengahan tahun.

Kredit tahun lalu tumbuh sebesar 30 persen atau 270 triliun. Ini pertumbuhan kredit terbesar sejak 10 tahun terakhir. Dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga hanya tumbuh 13 persen.

Porsi kredit konsumsi menyumbang 52 persen pada 2008. Kredit konsumsi adalah sektor yang paling sensitif terhadap suku bunga. Selain itu, permintaan kredit konsumsi selalu besar. "Jadi karena suku bunga naik orang dan bank-bank mengerem pemberian kredit konsumsi," kata dia.

Terdakwa Yosep Subang Diadili Bunuh Istri dan Anak Demi Uang, Korban Dibacok Pakai Golok
Sapi Albino Ko Muang Phet.

Kerbau Albino Diundang ke Gedung Pemerintah, Harganya Rp7,8 Miliar

Kerbau albino bertubuh besar ini bernama Ko Muang Phet, terkenal di kalangan peternak Thailand sebagai hewan pejantan. Tingginya 1,8 meter dan berusia empat tahun.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024