VIVAnews - Kiprah Ressa Herlambang di dunia panggung tarik suara ternyata masih belum membuatnya puas.
Kini Ressa yang telah menelurkan beberapa album ingin mencoba memasuki dunia baru bidang expo (dunia pameran). Tak tanggung-tanggung Ressa sudah menjabat sebagai Direktur Utama PT Kharisma Entertainment Indonesia yang bergelut dalam penyedia jasa penyelenggara pameran.
"Dunia ini investasi yang baik buat saya. Biasanya temen-temen artis kan bikin café, bikin club, tapi ini suatu terobosan baru membuat usaha di bidang expotainment,” ujarnya usai membuka pameran perdananya yang bertajuk Rumah Impian 2009 Kartika Expo Center di Balai Kartini Jakarta, Sabtu 7 Maret 2009.
Menurutnya bentuk pameran yang kaku harus dikesampingkan. Meski pada pameran perdana yang digelarnya memamerkan hunian berupa perumahan tetapi unsur entertainment dalam penyajiannya tidak boleh ditiadakan.
"Dalam pameran ini masarakat tidak hanya bias mendapatkan informasi tentang rumah-rumah impiannya. Tetapi juga kami menyajikan unsur hiburan yakni dengan menyediakan stand magic store,” ujar pria yang masih berusia 23 tahun ini.
Memilih pameran perumahan menurut Ressa adalah pilihan yang tepat. Sebab saat ini semakin marak dan ramainya orang membangun perumahan mulai dari yang berkelas sederhana hingga elit.
“Rumah menjadi kebutuhan primer buat masyarakat, hampir 10 ribu orang perhari transaksi untuk membeli rumah dan apartemen,” katanya.
Tertariknya Ressa menggeluti bidang baru ini pun lantaran ia ingin dikenal orang tak hanya menggeluti satu segmen tarik suara saja. Ressa mengaku ia ingin dikenal orang dengan sukses di bidang bisnis expotainment-nya.
“Di dunia pameran ini ada kurang lebih 50 pengembang yang ikut berpameran. Promosinya pun kita lakukan dengan gencar karena melibatkan 16 media cetak, 5 radio terkemuka dan beberapa station TV sebagai media partener serta media promosi lainnya se-Jabotabek,” jelasnya dengan bangga.
5 Negara yang Paling Jarang Utang di Dunia, Nomor 1 Tetangga Indonesia
Tidak semua negara di dunia ini mengandalkan utang dalam proses pembangunan dan pengelolaan pemerintahannya. Ada lima negara yang memiliki tingkat utang paling rendah.
