VIVAnews - Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla mengatakan, Golkar pasti berkoalisi dalam pemilihan presiden (pilpres) tahun depan. "Tentu harus berkoalisi," kata Kalla dalam tasyakuran 44 tahun Golkar di Kantor DPP Golkar Slipi, Jakarta, Senin, 20 Oktober 2008.
Kepastian itu, ungkap Kalla, selain karena tingginya syarat pilpres juga untuk memperkuat pemerintahan mendatang. Ia tidak ingin lagi ada persaingan antara eksekutif dengan legislatif memperebutkan kekuasaan.
Kalla mengaku Golkar belum menetapkan akan berkoalisi dengan siapa. Golkar, kata Kalla, tidak akan mempersoalkan besar atau kecilnya partai. Syarat koalisi Golkar hanya memiliki arah dan tujuan yang sama dalam mensejahterakan bangsa. "Koalisi juga untuk melengkapi karakter dan program partai, yang penting bersinergi," kata Kalla.
Tentang tawaran Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Jusuf Kalla yang juga Wakil Presiden ini menyatakan menyambut baik ajakan tersebut. “Saya sangat mengapresiasi ajakan itu," kata Kalla.
Namun menurut Kalla, hingga kini belum ada pembicaraan resmi dengan PDIP. Golkar juga masih berkaca pada kegagalan koalisi dengan PDIP pada Pemilu 2004. Ketika itu Golkar di bawah pimpinan Akbar Tandjung mendukung pasangan Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi.
Saat ini,kata Jusuf Kalla, Golkar masih berupaya memperkuat diri. Golkar juga tidak ingin mengangkut 'penumpang gelap' atau pihak yang ingin mendompleng di tengah jalan. "Masih banyak penumpang baik yang konsekuen dengan partai," tutur Kalla.
Menurut Wakil Sekjen DPP Partai Golkar Rully Chairul Azwar, Golkar membuka diri berkoalisi dengan partai mana pun. Yang penting syarat berkoalisinya adalah permanen, untuk kepentingan bangsa dan negara dan dilakukan setelah pemilu legislatif 2009.