Kekerasan di SMU 70

Kepsek: Tidak Ada Geng di Sini

VIVAnews - Sudah tak terbilang aksi kekerasan di sekolah dengan dalih perpeloncoan. Tak sedikit juga media mengulasnya. Kini, kisah buram kekerasan kembali lagi terjadi di SMA 70 Bulungan, Jakarta Selatan.

Airlangga Respons Gugatan PDIP di PTUN: Keputusan MK Sudah Final

Kepala Sekolah SMA 70 Bulungan, Pono Fadlullah kepada VIVAnews, Senin 20 Oktober 2008 mengakui adanya aksi kekerasan yang dilakukan anak didiknya. Namun dia menepis, aksi itu karena munculnya gank-gank di sekolah. "Bukan gank tapi yang ada hanya angkatan saja," ujarnya.

Penyebutan untuk angkatan, kata Pono, terbilang unik. Mereka menyebutnya untuk kelas satu sebagai Pasopati. Sedangkan  untuk kelas dua disebut Sumoza dan kelas tiga Interved. "Itu hanya penyebutan saja dan bukan  sebuah gank," ujarnya.

Pono menyebutkan kasus kekerasan terakhir terjadi pada 22 September 2008, ada 19 anak kelas satu yang diskor karena terlibat kekerasan. Mereka disuruh oleh seniornya untuk berkelahi dengan siswa sekolah lainnya.

5 Fakta Menarik Arsenal Usai Pesta Gol ke Gawang Chelsea di Premier League

Kasus ini kekerasan ini muncul ke permukaan berawal dari adanya kasus pemerasan terhadap seorang siswi kelas satu. Pekan lalu seorang Ibu marah saat mengetahui anak gadisnya menjadi korban pemerasan.

Kemarahannya itu disampaikannya melalui surat pembaca ke salah satu media massa.

Modus pemerasan dilakukan lewat pesan singkat (SMS). Dalam SMS itu disebutkan, "Utas" sebutan untuk siswa kelas satu,  harus segera menyetorkan uang ke sejumlah siswa kelas tiga yang dipanggil "Agit".

Perintah itu tak semata lewat SMS namun juga secara langsung dengan mengumpulkan siswa kelas satu di salah satu ruang kelas.  Mereka diperintahkan untuk mengumpulkan uang sebesar Rp 1 juta per kelas per minggu.

Kegiatan pertandingan olahraga Bulungan Cup dipakai sebagai alasan pengumpulan dana.

Belakangan tak hanya soal pemerasan, perilaku kurang terpuji siswa kelas tiga terhadap kelas satu telah terjadi sejak beberapa tahun silam. Dengan dalih pengukuhan nama angkatan, siswa kelas satu harus menghadapi sejumlah kekerasan fisik.

Pertamina Patra Niaga Beberkan Upaya Pemerataan Energi Indonesia di Hannover Messe 2024

Sejak kelahirannya warna kekerasan sudah disandang SMA 70, yang masuk dalam jajaran SMA favorit di Jakarta.  SMA 70 merupakan gabungan dari SMA 9 dan SMA 11 Jakarta. Kedua SMA ini bergabung pada 5 Oktober 1981. SMA yang secara akademis terus berprestasi ini, kerap terlibat tawuran dengan sejumlah sekolah setingkat lainnya.

Tak hanya kekerasan yang ditampilkan wajah kepatuhan antara senior dan junior di  SMA 70. Tapi juga pemerasan terhadap anak baru di sekolah ini ikut mencoreng nama baik sekolah ternama ini. Jelas mencoreng, karena pemerasan adalah sebuah tindakan kriminal.

Presiden PKS Ahmad Syaikhu.

Presiden PKS: Ikhtiar Sudah Kita Optimalkan meski Hasil Tak Sesuai dengan Harapan

Presiden PKS menyatakan menghormati putusan MK atas perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2024 meski tidak sesuai dengan keinginan dan harapan.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024