Imbas Krisis Finansial

BRI Hindari Kredit Ekspor Tujuan Amerika

VIVAnews - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk lebih berhati-hati memberikan kredit untuk mengantisipasi kondisi krisis keuangan global. Bank pelat merah itu kini lebih menentukan skala prioritas dalam pemberian kredit.

Direktur Utama BRI Sofyan Basyir mengatakan pemberian kredit ekspor kepada eksportir yang mengirim barang ke negara yang sedang bermasalah seperti di Amerika lebih dihindari. BRI memilih mengalihkan pinjaman kepada eksportir yang menjual barang ke negara di Timur Tengah, India dan pasar lain yang lebih menjanjikan.

"Kredit untuk sektor tekstil ke Timur Tengah, itu prospeknya bagus," kata dia.

Kredit konsumer, BRI sangat selektif dalam pengucuran kredit ini. Untuk kredit kendaraan bermotor bunga kredit dinaikkan 2-3% menjadi 16%. Pembayaran uang muka juga dinaikkan dengan mengurangi fleksibilitas yang selama ini berlaku. "Untuk kredit konsumer, kamiĀ  selektif sekali, tidak menjadi prioritas," kata dia.

BRI juga telah menaikkan suku bunga pinjaman sekitar 2-3% pada September lalu. Untuk kredit korporasi naik menjadi 13-14%, sedangkan kredit UKM naik menjadi 14-15%.

Mengenai obligasi BRI yang diterbitkan di bursa Singapura, Sofyan mengaku bank yang dipimpinnya telah membeli kembali surat utang senilai US$ 150 juta itu. "Pembelian kembali menggunakan dana internal," ujarnya. Dengan demikian, pencatatan obligasi BRI sudah dihapuskan dari bursa Singapura pada 30 Oktober 2008.

Jadi Gampang Sakit, Benarkah Stres Mempengaruhi Sistem Imun?
Jayabaya

Isi Ramalan Prabu Jayabaya yang Sebut Cerminkan Pemimpin Indonesia

Pada Kitab Musasar Jayabaya disebutkan bahwa, di bait 18 disebutkan sempat meramalkan para pemimpin cerdas yang dimiliki Indonesia. berikut isi salah satu bait penjelasan

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024