VIVAnews - Pabrik-pabrik milik produsen mesin pesawat terbang, Boeing Company, Amerika Serikat (AS) kembali berdengung Minggu malam waktu setempat, 2 November 2008 (Senin pagi WIB). Rupanya para anggota serikat pekerja Boeing sudah sepakat untuk mengakhiri mogok kerja yang telah berlangsung selama delapan pekan.
Aksi mogok kerja telah berimbas pada pengurangan laba dan menyebabkan kemacetan pengiriman oleh perusahaan pembuat pesawat komersial nomor dua terbesar di dunia tersebut. Pemogokan karyawan menyebabkan penangguhan penghasilan perusahaan sebesar kira-kira US$ 100 juta atau sekitar Rp. 1,08 triliun per hari.
Para pekerja diharapkan akan kembali bekerja di pabrik Minggu malam waktu setempat (Senin pagi WIB). Sejak 6 September 2008, pabrik-pabrik tersebut berhenti beroperasi karena para karyawan melakukan aksi walkout karena tak puas dengan perundingan mengenai perubahan kontrak kerja.
Namun pada akhirnya anggota serikat pekerja mengakhiri walkout Sabtu pekan kemarin dengan meratifikasi kontrak yang telah diperbarui dengan Boeing. Anggota kesatuan yang mewakili sekitar 27 ribu pekerja di pabrik-pabrik di Washington, Oregon, dan Kansas, menyumbang suara sekitar 74 persen dalam menyokong proposal yang diajukan kepada perusahaan.
“Kontrak ini memberi kesempatan bagi para karyawan Boeing untuk berbagi kesuksesan besar yang telah diraih perusahaan ini selama beberapa tahun terakhir,” kata Mark Blondin, koordinator dan ketua tim perunding.
“Kontrak ini juga merupakan alat untuk bertindak dengan pandangan ke depan untuk menjaga pekerjaan angkasa luar generasi mendatang. Para anggota kesatuan pekerja telah membantu mengembangkan Boeing hingga menjadi seperti sekarang ini, dan mereka punya hak untuk ambil bagian dalam masa depan Boeing,” lanjut Blondin.
Isi kontrak memproteksi lebih dari lima ribu posisi di pabrik, mencegah adanya sistem outsourcing untuk posisi-posisi tertentu, dan menjaga agar manfaat pelayanan kesehatan tetap ada. Kontrak berlaku untuk empat tahun, bukan tiga tahun seperti dalam penawaran sebelumnya. (AP)