Erwin Aksa

Tak Gundah Jadi Musuh Keluarga

VIVAnews - Jangan membayangkan masa kecil Erwin Aksa terkungkung karena ditasbihkan sebagai putra mahkota Bosowa Group. Gemblengan yang dijalaninya justru jauh dari kegiatan usaha.

Sang ayah, pengusaha kawakan Aksa Mahmud, justru menempanya dari dunia olahraga. Tidak aneh jika Erwin kecil sudah akrab dengan olahraga selancar angin. Olahraga dianggap penting untuk menumbuhkan semangat dan motivasi. "Boleh dibilang, kami kecil lebih banyak dibesarkan di tengah-tengah masyarakat olahraga," kata pria bertubuh gempal itu dalam perbincangan dengan VIVAnews, beberapa waktu lalu.

Semangat dan motivasi menjadi juara di bidang olahraga inilah yang menjadi cikal bakal dirinya menaklukkan dunia usaha. Saat lulus kuliah dari universitas ternama di Amerika, Erwin tidak langsung terjun ke bisnis keluarga, tetapi justru diminta membenahi klub sepakbola yang didirikan ayahnya, PSMS. "Tantangannya lagi-lagi jadi pemenang di setiap kejuaraan," kata dia.

Karena sudah tertanam sejak dini, kata Erwin, dorongan menjadi juara juga diterapkan dalam prinsip berdagang dan berusaha. Dan ini bukan perkara mudah. Apalagi, ia harus menjalankan usaha yang sudah dirintis ayahnya bertahun-tahun. Usaha yang menaungi ribuan pekerja.

Jabatan pertama yang diserahkan kepadanya adalah deputi proyek Bosowa di Makassar, Sulawesi Selatan. Di proyek ini, ia yang saat itu berusia 20-an tahun harus mengurusi ribuan orang buruh dengan segala macam persoalannya. Ia berusaha membangun rasa percaya dirinya mengingat yang diurusinya karyawan-karyawan yang berusia 40 tahunan.

"Saat itu manajemen masih kekeluargaan. Dulu kalau orang sudah bisa duduk berjam-jam menemani Pak Aksa sudah dianggap loyal," kata Erwin yang kemudian melakukan pembenahan luar dalam. Gesekan-gesekan pun terjadi, dari pihak karyawan dan keluarga, termasuk ayahnya yang memprotes tindakannya. Sampai-sampai Bosowa, kata Erwin, pernah mengalami krisis pekerja di level menengah karena banyak yang tidak tahan dengan kebijakan yang diterapkannya.

Saat itu, Erwin mengubah 180 derajat gaya kepemimpinan sang ayah yang terkenal one man show, di mana segala keputusan ada di tangannya. Namun jeleknya, tidak ada bawahannya yang bersedia mengambil risiko. Dalam kepemimpinannya ia kemudian menyebar risiko kepada seluruh karyawan lewat manajemen kolektif. Setiap keputusan merupakan keputusan masing-masing, dan CEO hanya mengambil keputusan-keputusan strategis.

Langkah ini dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahannya, sehingga bisa diketahui kekurangan apa yang dimiliki, termasuk banyaknya karyawan dari lingkungan keluarga, sehingga ia merasa perlu melakukan rasionalisasi. "Jadi kalau dulu asal bapak senang, sekarang nggak. Karyawan yang nggak perform ya kita ganti. Waktu itu Pak Aksa sedikit marah karena saya mengubah nilai-nilai yang dia sudah tanamkan. Saya juga dianggap membuat musuh dalam keluarga saya," katanya.

Namun seiring waktu, semua pihak akhirnya bisa menerima gaya kepemimpinan Erwin. Bosowa kini memiliki tiga bidang usaha utama. Pertama, di bidang otomotif. Bosowa merupakan dealer Mitsubishi, Mercedes-Benz, Hyundai dan Proton di Makassar. Kedua, bidang infrastruktur, mencakup industri semen, jalan tol, listrik dan cold storage. Ketiga, bidang finance services yang meliputi asuransi dan multifinance. Adapun portofolio bisnis Grup Bosowa saat ini adalah 40 persen di semen (Bosowa menguasai 5 persen konsumsi semen nasional), 30 persen di bisnis otomotif, 20 persen di bisnis properti, dan sisanya 10 persen yang lain-lain.

Erwin yang kini menjadi ketua umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia mengaku masih membutuhkan 1-2 tahun lagi untuk melakukan perubahan di grup dengan proses perbaikan sekitar 5-6 tahun lagi, sehingga fondasi usaha semakin kuat.

Soal hubungannya dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang masih kerabatnya, Erwin mengakui banyak pandangan-pandangan miring. Namun ia ingin Bosowa disejajarkan dengan dengan perusahaan nasional yang independen yang tumbuh bukan karena sebuah fasilitas.

"Perkara kita mendapatkan satu proyek karena kami punya hubungan baik kan tentu dibangun dari bawah. Kami memiliki kualitas kerja yang baik, dan harga yang baik, karena kami tahu transparansi sekarang sangat luar biasa hari ini, dan siapa pun tahu di republik ini sangat hati-hati dalam mengelola sebuah proyek," beber Erwin.

Erwin mengaku justru sering terkendala mendapatkan proyek karena posisinya sebagai keponakan Kalla. Perkembangan usaha menjadi terhambat karena ada kekhawatiran dari pelaku proyek untuk mengenal dan bermitra dengan grup lebih jauh. "Mereka khawatir dengan isu-isu," katanya.

Karenanya ia berharap 1-2 tahun lagi, orang mengenal Bosowa karena kapabilitas karyawannya, bukan karena unsur kedekatan dengan kekuasaan.

Kolaborasi Prabowo dan Raja Yordania, TNI Berhasil Kirim Bantuan RI ke Gaza via Udara
Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum, PT PLN

39 Unit SPKLU PLN di Sepanjang Tol Trans Sumatra Siaga Layani Pemudik, Ini Titik Lokasinya

PT PLN (Persero) menyiagakan 1.299 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang tersebar di seluruh tanah air untuk periode mudik lebaran tahun 2024

img_title
VIVA.co.id
9 April 2024