Pertemuan PKS

Titiek Soeharto: Bapak Tetap Pahlawan

VIVAnews – Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto) mengatakan walau negara belum mengakui bapaknya sebagai pahlawan, sebagian masyarakat Indonesia tetap menganggapnya pahlawan. Itu sebabnya, Titiek  hadir di acara dialog yang diadakan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Jakarta Convention Center yang digelar hari ini.  Titiek menyambut positif acara itu.

Kemenko Polhukam Susun Rencana Bangun Sistem Pertahanan Semesta di IKN

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggelar acara pertemuan putra-putri pemimpin nasional. Titiek  adalah satu-satunya anak Soeharto yang hadir dalam pertemuan itu.   “Mari bersatu dan melihat teladan yang baik dari pahlawan-pahlawan. Yang penting sekarang ini harus berpikir ke depannya. Saya rasa maksud PKS itu,” katanya.

Meski hadir, Titiek tidak ikut menjadi pembicara. Anak-anak tokoh pemikir Indonesia lainnya yang hadir ialah putri Bung Hatta, Halida Hatta, Solahudin Wahid cucu Hasyim Asyari, Bambang Sulistomo dari keluarga Bung Tomo, Agustansil Sahruzah cucu Agus Salim, Amelia A. Yani putri Jenderal A Yani, Anies Baswedan cucu AR Baswedan dan Hilmi Aminuddin Ketua Majelis Syuro PKS. Rahmawati Soekarnoputri batal hadir karena jatuh sakit.

4 Pelaku Terorisme Moskow Ternyata di Bawah Pengaruh Obat-Obatan Terlarang

Ketua Fraksi PKS, Mahfudz Siddiq, kepada VIVAnews, ide pertemuan ini digagas sejak Oktober 2008. PKS bermaksud menyambungkan antara spirit Hari Sumpah Pemuda dengan Hari Pahlawan. Itu sebabnya, partai ini mengundang mereka.

“Dengan pertemuan ini, para ahli waris pahlawan nasional dan pemimpin nasional itu memberi suatu pesan bahwa terlepas dari konflik dan kontroversi masa lalu, para pemuda ini harus bangkit,”  katanya.  Acara ini sempat mengundang kontroversi karena PKS dianggap sedang menghampiri keluarga Cendana untuk Pemilu 2009.

Terpopuler: Sandra Dewi Kena Hujat karena Suami sampai Sopyan Dado Meninggal
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita

Golkar: Kabinet Tidak Boleh Dibatasi karena Prerogatif Presiden

Wakil Ketua Umum Golkar mengatakan bahwa tak boleh ada pembatasan dalam membentuk kabinet, karena merupakan hak prerogatif presiden.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024