RI Lebarkan Ekspor CPO ke Rusia-Timur Tengah

VIVAnews - Lesunya ekonomi Amerika dan Eropa membuat Indonesia mencari pasar baru untuk ekspor crude palm oil (CPO). Dua negara, Rusia dan Timur Tengah menjadi incaran utama.

"Kita harus cari pasar yang baru, apa itu Rusia atau Timur Tengah untuk mengisi turunnya pasar Eropa," kata Menteri Perdagangan Mari Pangestu di Istana Negara, Jakarta, Kamis 4 Desember 2008.

Dengan perluasan pasar ini diharapkan volume ekspor CPO Indonesia tetap stabil, bahkan terjadi peningkatan meski sedikit.

Namun untuk harga, kata Mari, masih menjadi tanda tanya. Tahun ini rata-rata harga CPO masih US$ 700/MT, naik dibandingkan tahun 2007 yang sebesar US$ 630/MT. Hanya saja dipenghujung 2008 ini harga CPO mengalami penurunan drastis hingga di level US$ 500/MT.

"Tahun depan harga rata-ratanya berapa itu yang masih belum kita ketahui," katanya. Jika dilihat dari volume, pemerintah masih memiliki harapan akan stabil. Meski begitu, pasar baru tetap harus diburu.

India dan China masih memiliki pertumbuhan dibandingkan Amerika dan Eropa yang mengalami peturunan. "Kita kan juga ekspor kelapa sawit ke sana, terutama Eropa ya. Kita harus cari pasar yang baru. Itu dari segi volume, harganya rata-rata pasti lebih rendah dari tahun ini,"  ujar dia.
 
Pemerintah, kata dia, akan segera melakukan penjajakan dengan negara yang menjadi incaran pasar baru ekspor CPO.

Nasib Tragis Gadis 16 Tahun Tewas Usai Dicekoki Narkoba dan Dicabuli di Hotel Jaksel

Isu Lingkungan Eropa

Terkait isu lingkungan atas CPO yang dihembuskan di Eropa, menurut Mari, pemerintah tidak ingin ada diskriminasi seperti aturan yang berkaitan dengan chemical yang dikeluarkan oleh Eropa. Harus ada perlakuan sama antara negara maju dan berkembang.

Aturan itu mengharuskan perusahaan yang ingin ekspor ke Eropa itu mendaftarkan diri dan memenuhi syarat sertifikasi. Awalnya kelapa sawit masuk, minyak nabati yang lain tidak masuk, misalnya minyak kedelai yang diproduksi di Eropa.

"Kita bilang padahal ini kan sama-sama minyak nabati, tapi yang satu masuk peraturan itu yang satu tidak. Jadi kita minta ini perlakuan yang sama. Jadi akhirnya semuanya masuk, semuanya harus register. Jadi sekarang bagaimana kita make sure kita register," kata dia.

Selain itu, kata dia, ada satu lagi kebijakan yang sedang dikembangkan, kaitannya lebih kepada lingkungan yang masih dalam pembahasan. Tuntutan kesamaan hak tidak hanya dilakukan Indonesia, tapi juga 11 negara lain yang ikut memperjuangkan hal yg sama.

"Jangan menggunakan istilah lingkungan sebagai proteksi. Itu yang ingin kita tegaskan. Kalau pun toh ditetapkan sebagai peraturan, kita kan negara berkembang, kita memerlukan waktu, apalagi peraturannya berat untuk kita penuhi," tegas Mari.

Pemerintah Indonesia tetap mempunyai komitmen kepada melestarikan lingkungan tetapi  di sisi lain juga banyak rakyat miskin sehingga harus tetap dibuka lapangan pekerjaan bagi mereka. "Bagaimana dua-duanya menjadi tujuan yang kita capai bersama. Kita perlu waktu dan bantuan teknis," ujarnya.

Langit Yunani Tiba-tiba Berubah Jadi Oranye, Ini Penyebabnya
Ekspresi ibunda Chandrika Chika jadi sorotan netizen usai putrinya ditangkap

Netizen Soroti Ekspresi Ibu Chandrika Chika Usai Putrinya Ditangkap Narkoba: Bahagia Banget

Kasus penangkapan Chandrika Chika yang kini jadi tersangka dalam kasus penyalahgunaan narkoba menjadi pembicaraan di dunia jagat maya. Ekspresi sang ibu juga disorot.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024