VIVAnews – Sekretaris Dinas Pariwisata dan Budaya Asiantoro menyatakan, anggaran promosi pariwisata yang menggunakan jasa influencer dengan bujet anggaran Rp5 miliar untuk 5 influencer sudah tidak dianggarkan kembali. Hal itu dilakukan karena saat ini pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah gencar melakukan efisiensi anggaran.
"Itu sudah dicoret itu, sudah tidak ada lagi itu. Kan sekarang kita sedang lakukan efisiensi, enggak ada anggarannya itu," kata Asiantoro kepada VIVAnews, Sabtu, 26 Oktober 2019.
Kendati demikian, ia tidak menampik bahwa pihaknya sempat mengganggarkan promosi pariwisata DKI Jakarta dengan menggunakan jasa influencer atau famtrip.
Menurut Asiantoro, penggunaan jasa famtrip sebagai influencer untuk mempromosikan pariwisata di DKI Jakarta selama ini disebut efektif untuk mempromosikan sejumlah pariwisata yang ada di Jakarta ke dunia internasional.
"Jadi sebenarnya influencer itu famtrip. Famtrip itu kita biasanya menggunakan turis asing yang kita ajak ke sejumlah destinasi wisata di Jakarta. Nah nanti mereka yang menceritakan untuk mempromosikan destinasi wisata kita di media sosial mereka. Jadi dahulu anggaran itu kita gunakan seperti itu, kita ingin memperkenalkan destinasi pariwisata kita dengan cara mereka yang bercerita di media sosial miliknya. Dan itu cukup efektif. Tapi itu dahulu, sekarang sudah dipangkas anggaran itu karena efisiensi itu," paparnya.
Sebelumnya beredar lembar dokumen dari Dinas Pariwisata dan Budaya DKI Jakarta telah menganggarkan Penyelenggaraan aktivitas promosi pariwisata dan budaya melalui media sosial dengan menggunakan 5 orang influencer dengan anggaran Rp5.008.691.930.