Daud "Cino" Yordan

Sang Petualang dari Kayong

VIVAnews - Chris John boleh saja mempertahankan gelar juara dunia tinju kelas bulu (57,1 kg) WBA sebanyak sepuluh kali. Tapi, petinju Indonesia pertama yang merebut kemenangan pertama di Las Vegas, Amerika Serikat adalah Daud "Cino" Yordan.

Daud memang belum mengantongi gelar juara dunia seperti The Dragon --julukan Chris John. Namun, petinju asal Kayong Utara, Kalimantan Barat, itu sudah bisa membusungkan dada karena menjadi petinju Indonesia pertama yang berhasil merebut kemenangan di tempat yang menjadi surga petinju bayaran, Las Vegas, Amerika Serikat.

Ya, 13 September 2008 lalu, Cino tampil pada partai tambahan Juan Manuel Marquez vs Joel Casamayor yang digelar di MGM Grand Arena, Las Vegas. Pada pertarungan 8 ronde tersebut, Daud menang angka mutlak atas petinju Meksiko, Antonio Mezza.

Pertarungan lawan Antonio merupakan partai perdana Daud Cino berbendera Golden Boy Promotion. Sebuah usaha kepromotoran milik petinju ternama asal Amerika Serikat, Oscar De La Hoya. Dia dikontrak selama lima tahun.

Makin Populer & Mahal

”Sebuah kehormatan dan pengalaman yang tak terlupakan bisa bertanding di Las Vegas. Semua tahu, Las Vegas adalah surga bagi petinju profesional. Dan saya bangga bisa menang di sana,” kata Daud ketika dihubungi VIVAnews.

Las Vegas memang surga bagi petinju bayaran. Kota judi itu mampu membuat olahraga adu jotos ini menjadi sebuah pertunjukan yang glamour dan mahal. Tentu saja hal itu berimbas pada bayaran masing-masing petinju yang tampil di atas ring. Mereka akan mendapat bayaran yang tak sedikit ketika berhasil tampil di sana.

Tak salah bila petinju-petinju top dunia juga berburu uang di sana. Mulai dari si leher beton Mike Tyson, Golden Boy Oscar De La Hoya, Manny  Pacquiao dan sederet petinju ternama lainnya. Mereka, bahkan berubah jadi miliuner ketika berhasil meraih kemenenangan demi kemenangan di Las Vegas.

Daud pun merasakan hal itu. Setidaknya bayaran yang didapatnya berbeda jauh dibanding bayaran saat tampil di Gelar Tinju Profesional Indonesia (GTPI) di salah satu televisi swasta selama ini.

”Yang pasti jauh di atas bayaran yang sudah pernah saya dapat selama ini,” kata Daud ketika ditanya mengenai bayaran yang didapatnya.

Tak hanya itu, kemenangan atas Antonio juga telah melambungkan nama Cino. Tak hanya di dunia tinju profesional, namun juga di badan tinju WBO, tempatnya saat ini meniti karir.

Saat ini petinju yang baru menginjak 21 tahun itu sudah berada di peringkat 3 badan tinju dunia WBO. Dengan demikian, sebentar lagi Daud akan mendapat kesempatan untuk bertanding melawan juara dunia, Steven Luevano (Amerika Serikat).

”Tinggal dua langkah lagi untuk menantang juara dunia. Sebentar lagi dia (Steven Luevano) akan tarung wajib lawan peringkat 1. Itu artinya kesempatan saya untuk naik ke peringkat 2semakin terbuka. Jadi, kita tunggu saja. Kesempatan untuk jadi juara dunia pasti datang,” katanya.

Berangkat dari Tinju Amatir

Menjadi petinju profesional bukan perjalanan yang mudah bagi Daud. Anak kelima dari enam bersaudara itu mengawali karirnya di tinju amatir. Sejak 1996, Daud sudah naik ring sebagai petinju kadet.

Setelah itu ia juga beberapa kali masuk pelatnas. Mulai dari persiapan SEA Games hingga Pra Olimpiade. Sayangnya, tak sekalipun Daud lolos seleksi. ”Saya selalu gagal saat kualifikasi,” katanya.

Merasa tidak di jalurnya, Cino banting stir ke profesional akhir 2005. Dia memilih Gelar Tinju Profesional Indosiar (GTPI) sebagai wahana untuk meniti karir. Dengan bantuan promotor nasional, Daniel Bahari, Daud mulai dikenal publik tanah air.

Penampilannya yang lincah dan pukulannya yang mematikan membuat nama Daud cepat melambung. Apalagi, petinju yang tergabung dalam sasana Kayoung Utara Boxing Camp itu belum sekalipun tersentuh kekalahan sejak 22 kali naik ring, 16 di antaranya diperoleh lewat kemenangan KO.

Nama Daud semakin dikenal ketika berhasil merebut juara WBO Aspac Youth, 2007 lalu. Di tahun yang sama dia juga mendapat penghargaan dari presiden WBO sebagai petinju muda yang belum pernah kalah.

”Sampai saat ini, saya masih perlu banyak belajar. Saya masih jauh dari sempurna. Karena itu, setelah selesai bertanding saya selalu memperbaiki kekuarangan yang ada. Karena untuk jadi petinju profesional yang hebat tidak gampang,” katanya

Saat ini Daud masih berlatih di Kayong Utara Boxing Camp. Sasana itu berada di Kabupaten Kayoung Utara, Kalbar. Dia dilatih Damianus Yordan, kakak kandungnya. Namun dalam waktu dekat, Daud akan kembali bergabung dengan sasana Cakti BC di Bali. Sasana itu miliki Daniel Bahari, pemilik DB Promotion.

Biodata
Nama: Daud Yordan
Kelahiran: Ketapang, Kalbar, 10 Juni 1987
Tinggi & berat: 171 cm & 57 kg
Kelas: Bulu (57,1 kg)
Anak ke: 5 dari 6 bersaudara
Ayah: Hermanus
Ibu: Natalia

Karir Tinju
Amatir: 1996 (Kadet)
Pelatnas: 2001-2005 (SEA Games dan Pra Olimpiade)
Profesional: 2005-sekarang
Gelar: Juara Aspac Youth
Peringkat: 3 WBO

Kondisi Tragis di Gaza, FYP Minta Yordania-Mesir Buka Perbatasan untuk Bantuan Kemanusiaan
Ilustrasi menabung.

Generasi Muda Harus Cerdas Finansial Dalam Menabung dan Kelola Keuangan

Sebagai generasi penerus bangsa dengan akses yang luas terhadap produk dan layanan keuangan, anak muda seharusnya bisa lebih bijak merencanakan serta mengelola keuangan. 

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024