VIVAnews – PBB menyatakan korban tewas akibat kolera di Zimbabwe meningkat diatas 1000 orang. Pejabat kemanusiaan PBB mengatakan total jumlah kasus yang dilaporkan di selatan Afrika ini telah mencapai angka 20.581 pada hari Rabu 17 Desember 2008, sejak mulai merebak bulan Agustus lalu.
Angka terakhir yang dilaporkan Kamis 18 Desember 2008, 1.111 orang telah tewas meningkat dari angka sebelumnya 978 orang. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan total keseluruhan kasus bisa mencapai 60.000 kecuali epidemic ini berhasil dihentikan.
Jumlah ini termasuk di daerah baru bagian barat ibukota di Chegutu, Mashonaland West, dimana terjadi 378 kasus dan 121 kematian.
Kolera menyebar di Zimbabwe akibat buruknya pelayanan kesehatan di negara itu dan sistem sanitasi air yang juga buruk
“Epidemik kolera yang mengerikan ini terus menyebar dengan terjangkitnya wilayah Chegutu Urban, “kata pernyataan dari Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan.
Petugas PBB memperingatkan kasus ini kemungkinan besar semakin parah dengan turunnya hujan lebat.
Harare, ibukota Zimbabwe, terkena dampak paling buruk dari epidemik ini, dengan tiga perempat kasus terjadi disini dalam dua pekan terakhir menggarisbawahi intensitas transmisi kolera.
Meskipun demikian parah, Presiden Zimbabwe Robert Mugabe pekan lalu mengatakan tak ada kolera di negaranya Krisis di Zimbabwe tak terbantu dengan adalanya kebuntuan politik antara partai Presiden Mugabe Zanu PF dengan oposisi Gerakan Demokratik untuk Perubahan (MDC) soal negosiasi pembagian kekuasaan.
Setelah perselisihan pemilu presiden Maret dan Juni lalu, kedua pihak setuju untuk membentuk pemerintahan bersama. Tapi implementasi dari kesepakatan itu September lalu, tetap buntu soal siapa yang akan menduduki posisi menteri-menteri kunci. (AP/BBC)
