Kasus Susu Cina

Pemerintah Tolak Ungkap Jumlah Korban Terkini

VIVAnews - Departemen Kesehatan (Depkes) Cina, Selasa, 7 Oktober 2008, menolak ungkapkan data terbaru tentang jumlah korban susu yang tercemar melamin. Hal itu dilakukan karena pemerintah Cina saat ini sedang berusaha merebut kembali kepercayaan publik atas standar keamanan makanan di Negeri Panda tersebut.

Depkes mengatakan bahwa mereka mempunyai data statistik terbaru yang menunjukkan jumlah anak korban susu ber-melamin. Sayangnya, mereka bersikukuh menyembunyikan data tersebut dan menolak memberi tahu kapan akan menginformasikannya kepada publik.

“Kami tidak menginformasikan data terbaru karena penyakit itu [batu ginjal] bukan penyakit menular, sehingga tidak perlu untuk mengumumkannya ke publik,” kata seorang juru bicara Depkes.

Sedangkan juru bicara Departemen Luar Negeri tidak dapat memberikan keterangan apapun mengenai hal ini karena mereka tidak punya kewenangan memerintahkan Depkes merilis data. The World Health Organisation di Beijing juga belum mendapat informasi terbaru dari pemerintah Cina.

Semenjak kasus susu tercemar melamin mencuat pertengahan September lalu, data terakhir yang diketahui adalah empat anak di Cina meninggal karena gagal ginjal. Selain itu, sekitar 53 ribu anak menngidap batu ginjal.

Sementara, di Malaysia dan Australia, para petani sayuran meminta agar pemerintah setempat selalu memberikan informasi terbaru terkait tes yang dilakukan atas sayuran yang diimpor dari Cina. Demikian ditulis situs The New Zealand Herald dan The Star Online, 8 Oktober 2008. Mereka khawatir melamin juga ditambahkan ke dalam pupuk dan pestida.

Saat ini, 40 persen sayuran di Malaysia diimpor dari Cina, termasuk sayur kailan yang tidak dapat tumbuh di Malaysia. Sementara Australia mengimpor sayuran beku, jamur kalengan, bawang segar, kacang polong, dan saus tomat.


3 Faktor Cegah Operasi Intelijen Siber, Jangan Terbalik
Ilustrasi Jemaah Indonesia tengah menunaikan ibadah umrah.

Saudi Arabia Permits All Types of Visas to Perform Umrah

Saudi Arabia announced new rules regarding Umrah. This country is allowing holders of various types of visas can perform Umrah.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024