Prediksi

Indeks Cenderung Lanjutkan Pelemahan

VIVAnews – Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Selasa, 23 Desember 2008, diperkirakan kembali tertekan seperti perdagangan awal pekan ini.

Situasi Makin Gawat, Israel Targetkan Serang Wilayah Nuklir Iran di Kota Isfahan

"Sentimen negatif ekonomi AS masih memicu pelemahan IHSG," kata Andrew Sihar, analis PT Reliance Securities Tbk kepada VIVAnews di Jakarta, Senin, 22 Desember 2008.

Andrew memproyeksikan, indeks hari ini bergerak di kisaran level batas bawah (support) 1.320 dan batas atas (resistance) pada posisi 1.367.

Red Sparks Vs Indonesia All Stars, Megawati Hangestri Tak Masalah Hadapi Rekan Sendiri

Pada transaksi Senin, indeks ditutup melemah di level 1.345,31 atau turun tipis 2,98 poin (0,22 persen) dari perdagangan Jumat, 19 Desember 2008, yang berakhir terkoreksi 3,48 poin (0,25 persen) ke level 1.348,28.

Di bursa Asia, indeks Hang Seng melemah 505,12 poin atau 3,34 persen ke level 14.622,39, Nikkei 225 terangkat 135,26 poin (1,57 persen) ke level 8.723,78, dan Straits Times Singapura terkoreksi 34,04 poin atau 1,9 persen menjadi 1.761.

Pria Polandia Ditangkap Atas Tuduhan Spionase Bantu Rusia Bunuh Zelensky

Sedangkan di bursa Wall Street, pada perdagangan Senin sore waktu New York atau Selasa dini hari WIB, indeks Dow Jones anjlok 59,34 poin atau 0,69 persen ke level 8.519,77, indeks Nasdaq turun 31,97 poin atau 2,04 persen ke posisi 1.532,35, serta indeks S&P 500 juga terkoreksi 16,25 poin atau 1,83 persen menjadi 871,63.

Menurut Andrew, indeks Selasa masih dalam arah negatif. Sebab,  pertumbuhan domestik bruto (GDP) Amerika Serikat yang diprediksi melemah 0,5 persen pada kuartal III-2008 dan penjualan rumah AS yang turun diperkirakan berdampak negatif pada pergerakan bursa Wall Street yang berimbas pada bursa regional.

Dia menambahkan, penurunan harga minyak mentah dunia yang diikuti pelemahan harga-harga komoditas dan kabar lanjutan dana talangan (bailout) sektor otomotif AS turut mempengaruhi laju bursa global dan regional. "Jadi, indeks kita masih belum bisa lepas dari faktor negatif eksternal," jelas Andrew.

Sedangkan analis PT Dinar Securities Didik Kurniawan berpendapat, IHSG pada hari ini bergerak konsolidasi (mixed) cenderung menguat. Pasalnya, aksi penutupan kinerja akhir tahun yang cemerlang (window dressing) tetap berpeluang mendorong penguatan kembali indeks. "Terbukti, indeks awal pekan ini ditutup melemah tipis," ujarnya.

Dia juga mengakui, adanya kejelasan bailout oleh pemerintah AS pada sektor otomotifnya yang berimbas positif pada sektor otomotif di Asia, terutama Jepang diperkirakan bakal menjadi katalis pergerakan positif bursa regional kembali.

"Kita tahu, meski kemarin indeks regional ditutup melemah tapi indeks Nikkei berhasil menguat. Sebab, kabarnya Jepang juga akan melakukan hal serupa pada industri otomotifnya. Tentunya, ini bisa menjadi sentimen positif bagi bursa kita," jelas Didik.

Didik memperkirakan, indeks Selasa akan bergerak konsolidasi cenderung menguat di kisaran level 1.310-1.375.


Rekomendasi Saham

Didik menyarankan, akumulasi saham-saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) publik seperti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA). Sebab, kata dia, selain berfundamental menjanjikan, saham BUMN tidak mudah berfluktuasi.

Andrew merekomendasikan, buru saham-saham sektor perbankan papan atas (blue chips) seperti BMRI, BBRI, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Pasalnya, jelas dia, penurunan Inter Bank Offered Rate (IBOR) dan membaiknya likuiditas perbankan menjadi alasan pembelian saham sektor itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya