VIVAnews -- Research In Motion (RIM) enggan mempedulikan adanya praktik penyelundupan BlackBerry di Indonesia. Vendor yang berkantor pusat di Ontario, Kanada, itu sepenuhnya mempercayakan pemasaran BlackBerry via mitra-mitra operator telekomunikasi yang ditunjuknya, Indosat, XL, dan Telkomsel.
"Yang kami lakukan hanya bekerja sama dengan sejumlah mitra operator telekomunikasi (carrier) di negara-negara seluruh dunia,” kata Adele Beachley, Regional Director Asia Pasific RIM, pada jumpa pers Peluncuran BlackBerry Curve 8900 dan BlackBerry Pearl Flip 8220, di Hotel Mulia, Jakarta, 20 Januari 2009. “Merekalah yang kami percayai sepenuhnya untuk memasarkan BlackBerry. Begitupun di Indonesia," ucapnya
Karena itu, Adele mengatakan, RIM hanya mengetahui penjualan BlackBerry via kanal distribusi yang telah diotorisasi. Sehingga, dia tak memedulikan seberapa besar potensi pasar gelap di Tanah Air dan bagaimana penanggulangannya.
"RIM populer dengan model distribusinya, distribusi tidak langsung. Untuk mengantarkan BlackBerry ke end-user, kami merangkul operator-operator telekomunikasi di tiap-tiap negara, yang mana kemudian mereka menetapkan harga dan memasarkannya dengan masing-masing model," ucap Adele.
Lebih lanjut, menurut Adele, distribusi tak langsung yang diterapkan BlackBerry pada 10 tahun pemasaran BlackBerry di dunia, dinilai lebih efisien dan memiliki nilai benefit tersendiri.
"Para operator telekomunikasi selaku agen tentu lebih dekat dan mengerti kondisi pasar di tiap-tiap negara. Karena itu, pemasaran BlackBerry akan jauh lebih cepat dan efisien," kata Adele.
Hingga saat ini, RIM menjalin kerja sama dengan 425 operator telekomunikasi dengan kanal distribusi di sekitar 150 negara. Di Asia Pasifik sendiri, RIM, yang tahun ini berusia 25 tahun, menggandeng 42 operator telekomunikasi pada 19 negara.
---------------
Update:
Pada Kamis 22 Januari 2009 pihak RIM menyangkal bahwa mereka tidak mempedulikan penyelundupan BlackBerry. Artikel yang bersangkutan bisa dilihat di sini.
Nekat Datangi Markas TNI, Mayjen Gadungan Ini Ingin Nitip Kerabat Masuk Akmil
Pria berinsial JJ, mengaku sebagai anggota TNI pangkat Mayor Jenderal ditangkap saat mendatangi Markas Kodam I Bukit Barisan (BB). Ternyata TNI gadungan
