VIVAnews - Harga mobil model baru di tahun 2009 diprediksi akan tetap bersaing. Lebih dari 70 persen kendaraan baru yang diluncurkan di Indonesia diperkirakan akan dijual di atas Rp 200 juta.
Direktur Otomotif dan Transportasi Asia Pasifik Frost & Sullivan Vivek Vaidya menyatakan, tingginya harga juga terjadi pada kendaraan dengan beberapa perubahan minor. "Rata-rata di atas Rp 200 juta," katanya.
Sementara untuk permintaan kendaraan, ia melihat mobil serba guna (multi-purpose vehicles/MVP) akan tetap tinggi. "Ini karena masih tingginya kebutuhan mobilitas keluarga dan konsumen Indonesia atas kendaraan dengan pergerakan cepat," katanya dalam pemaparan Indonesian Automotive Outlook 2009 di Jakarta, Selasa 20 Januari 2009.
Selain itu, mobil tipe ini akan mengalami pengaruh yang terkecil dari krisis global dibandingkan tipe truk atau pick up. Selain pasar dan permintaannya masih bagus, pemerintah juga mendukung pertumbuhan produksi tipe MVP melalui pajak dan pembebasan beberapa pos biaya produksi. Kemampuan efisiensi pada konsumsi bahan bakar MVP dan harganya yang terjangkau, katanya, menjadikan mobil jenis ini masih diminati konsumen.
Penjualan Menurun
Harga MVP diperkirakan akan berada pada rentang Rp 100-200 juta. "Tapi penjualan akan menurun sebesar 26,6 persen menjadi 285.510 unit di tahun 2009 dibandingkan tahun lalu yang sebanyak 388.790 unit," kata Vivek.
Sementara tipe truk dan pick up, menurut Vivek, akan mengalami dampak terparah akibat jatuhnya permintaan ekspor komoditi, seperti karet dan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).
Secara keseluruhan, harga jual mobil akan mengalami puncaknya pada pertengahan tahun. "Naik sebesar 25 persen pada kuartal ketiga dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ini akan menjadi sentimen negatif untuk penjualan," kata Vivek.
Namun, berdasarkan pembicaraan dengan beberapa produsen kendaraan, ujarnya, kenaikan harga akan dilakukan secara bertahap agar masyarakat tidak terkejut sehingga dapat mempengaruhi penjualan.
"Kenaikan harga sebenarnya sudah bisa dirasakan dari sekarang dan hingga pertengahan tahun nanti harganya akan menyamai ongkos produksi yang sudah lebih dulu naik," kata Vivek. Biaya produksi kendaraan meningkat dikarenakan selisih kurs rupiah terhadap dolar AS dan yen semakin tinggi.
Meski demikian, menurut Vivek, ia yakin produsen akan menerapkan strategi sendiri untuk mendongkrak penjualan. "Memang
harganya tetap naik, namun produsen juga akan memperbanyak promo dan diskon untuk mengkompensasi kenaikan harga," kata Vivek. Hal tersebut dilakukan agar angka penjualan tidak jatuh.
VIVA.co.id
25 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Yolla Yuliana, Siap Gaet Hati Klub Liga Voli Korea Setelah Berhadapan dengan Red Sparks
Wisata
9 menit lalu
Yolla Yuliana, salah satu atlet voli Indonesia, telah menetapkan pandangannya pada try out di Liga Voli Korea atau V-League. Pengalaman berharga yang ia peroleh dari pert
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah memberikan dukungannya kepada Imam Budi Hartono untuk maju sebagai calon wakil wali kota Depok dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilka
Redmi Pad SE: Tablet Andalan Baru untuk Hiburan dan Produktivitas dengan Harga Terjangkau
Gadget
12 menit lalu
Ingin tablet layar lega untuk nonton film dan main game tapi budget terbatas? Redmi Pad SE hadir dengan spesifikasi gahar & harga terjangkau! Simak kelebihannya di sini.
Pelatih Arema FC, Widodo Cahyono Putro mengatakan, bahwa rotasi pemain menjadi keharusan di tengah jadwal padat. Bagi seorang pelatih dia harus pandai menjaga pemain agar
Selengkapnya
Isu Terkini