Intelix Bergabung dengan BSA

VIVAnews -- Business Software Alliance (BSA) punya anggota lokal baru sejak awal Januari tahun ini, yaitu perusahaan software telefoni komputer, Intelix Global Crossing.

Menurut Direktur Utama Intelix, Irmawan Sadikin, bergabungdengan BSA, memungkinkan perusahaannya mendapatkan perlindungan dari pembajakan, sekaligus bekerja lebih dekat dengan perusahaan-perusahaan teknologi lainnya.

"Kami percaya pertumbuhan industri software lokal telah terhambat akibat adanya pembajakan software," ujar Irmawan pada jumpa pers yang digelar di Jakarta, 22 Januari 2009.

Saat ditanya tentang nilai kerugian yang dialami oleh perusahaannya akibat pembajakan, Irmawan mengaku tak mengetahui secara pasti. Namun, menurutnya, langkah ini merupakan antisipasi bila suatu saat perusahaannya mengalami kasus pembajakan software.

"Karena kami membuat software untuk korporasi, agak sulit untuk menghitung kerugian akibat pembajakan. Namun bukan berarti tidak ada pembajakan. Bisa saja sebuah perusahaan yang telah membeli software kami, diam-diam menggandakannya hingga ke sepuluh komputer lain," kata Irmawan.

Bila hal itu terjadi, kerugian yang dialaminya tentu tak sedikit. Sebab, harga produk-produk buatan Intelix berkisar antara USD 30- 200 (antara Rp 337 ribu-Rp 2,2 juta) untuk tiap lisensi.

Intelix mengkhususkan diri pada solusi dan software telefoni komputer. Ia menyediakan berbagai aplikasi yang dibutuhkan untuk layanan konsumen di perusahaan, seperti Interactive Voice Response, Automatic Call Distribution, serta Computer Telephony Intergration.

Dengan bergabungnya Intelix, total ada empat anggota lokal yang bergabung dengan BSA. Anggota BSA lainnya adalah Andal Software, Bamboomedia, dan Zahir Internasional.

"Kami percaya, upaya memperkuat perlindungan hak kekayaan intelektual sangat penting untuk industri software di Indonesia," kata Donny Sheyoputra, perwaiklan BSA Indonesia.

Menurut Donny, industri TI adalah kontributor terbesar perekonomian negara-negara Asia. Mengutip data International Data Corporation yang dirilis tahun lalu, bila di pembajakan di Indonesia menurun hingga 10 persen dalam jangka waktu empat tahun, maka akan membuka sekitar 2.200 lapangan kerja baru di bidang TI.

Tak hanya itu, ungkap Donny, pendapatan vendor lokal akan meningkat menjadi USD 1 miliar (sekitar 11 triliun), memicu pertumbuhan ekonomi sebesar USD 1,8 miliar (sekitar Rp 20 triliun), dan menambah penerimaan pajak sebesar USD 88 juta (Rp 988 miliar).

Lebih lanjut, Donny mengatakan, tak kurang dari 40 kasus pembajakan telah diusut oleh kepolisian, pada tahun lalu. Kebanyakan, kata Donny, adalah pembajakan yang dilakukan oleh suatu perusahaan, serta hard disk loading (pengisian software bajakan ke dalam hard disk). Sementara sisanya adalah penjualan software bajakan secara ritel.

Hingga 2007, kata Donny, persentase software bajakan di Indonesia masih mencapai 84 persen. Sementara untuk tahun 2008, baru akan dapat diketahui pertengahan tahun ini. "Bila pembajakan di sini bisa turun sekitar 2 persen saja, saya sudah bersyukur," kata Donny

Alfath Flemmo, Komposer Produser Musik AI yang Berhasil Raih Prestasi Membanggakan
Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku, Sunardi sidak SPBU.

Jelang Lebaran 2024, Pertamina Patra Niaga Papua Maluku Sidak SPBU Nabire Papua Tengah

Jelang Lebaran 2024, Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku Sidak SPBU Nabire Papua T

img_title
VIVA.co.id
30 Maret 2024