Jargon "Perang Melawan Teror" Mulai Pudar
VIVAnews - Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, dipuji karena gaya orasi dan pemakaian slogan yang bisa mempengaruhi pendengar. Konsekuensinya, kata-kata yang selama delapan tahun terakhir populer didengungkan pemerintahan lama, kini menjadi pudar.
Rangkaian kata yang dimaksud adalah jargon "War Against Terror" atau "Perang Melawan Teror," yang populer di masa pemerintahan George W. Bush. Ungkapan "War Against Terror" mulai kehilangan popularitas seiring dengan isu serangan 11 September 2001 yang makin kurang terdengar.
Ungkapan ini lambat laun diubah oleh pemerintahan Obama untuk memperbaiki citra AS di panggung internasional, terutama di kalangan negara-negara Islam. Kurang dari dua pekan setelah resmi menjabat, Obama lebih suka dengan jargon "menjalankan perjuangan melawan terorisme dan ekstrimisme" atau di saat lain menggunakan istilah "perjuangan yang sedang berlangsung".
Obama menekankan bahwa kata "struggle" atau 'berjuang' bukan berarti berjuang melawan satu agama atau satu kebudayaan, tapi terorisme.
Tampaknya ungkapan tersebut sangat efektif. Tampil di wawancara pertama dengan stasiun televisi Al-Arabiya, warga negara-negara Arab senang dengan pemakaian istilah itu.
Dalam wawancara dengan stasiun televisi MSNBC, Kepala Biro stasiun televisi Al-Arabiya di Kairo (Mesir), Randa Abul Azam, mengatakan, "Pendekatan Obama sangat luar biasa karena pilihan istilah dalam berbahasa. Dia mengoreksi delapan tahun kesalahan Bush karena Bush melukiskan negara Arab dan kaum Muslim sebagai teroris," kata Azam seperti dikutip dari laman The Examiner, Minggu 1 Februari 2009.
Presiden berkulit hitam pertama di AS itu menjadi ahli dalam peggunaan bahasa. Dengan mengganti ungkapan "War Against Terror" dan menggantinya dengan istilah lain yang memiliki arti sama, Obama mengurangi kesan bahwa istilah itu khusus ditujukan pada negara-negara Arab dan kaum Muslim.
Namun, sebagian besar negara Arab masih skeptis dan tetap bersikap "watch and see" (tonton dan lihat).
Rocky Gerung Prediksi Megawati Berani Pilih jadi Oposisi: PDIP Selama Ini Terlalu Pragmatis
Rocky Gerung menyebut jauh lebih bermutu karena demi dalil demokrasi jika PDIP oposisi terhadap pemerintahan Prabowo Subianto periode 2024-2029. Marwah PDIP harus kembali
