Kondisi Ekonomi Dunia

PM Inggris "Keseleo Lidah"

VIVAnews - Perdana Menteri (PM) Inggris, Gordon Brown, kemarin mengatakan bahwa dunia sedang mengalami depresi. Itu adalah kali pertama Brown menggunakan istilah 'depresi' untuk menggambarkan keterpurukan ekonomi global.

Smart Finance Gandeng CBI Redam Risiko Kredit Macet

Belakangan, seorang juru bicara Brown mengungkapkan bahwa pemakaian istilah depresi adalah sebuah kesalahan.

"Jelas bahwa stimulus keuangan dan moneter akan menyelamatkan dunia dari depresi," kata Brown dalam sesi tanya jawab mingguan dengan para anggota parlemen, seperti dikutip dari laman stasiun televisi CNN, Rabu 4 Februari 2009.

Salah seorang juru bicara Downing Street (nama jalan kantor resmi PM Inggris) mengatakan, "Itu tidak disengaja. Bukan itu yang dia [Brown] maksud." Namun juru bicara itu tidak memberi keterangan lebih jauh tentang maksud Brown sebenarnya.

Siap Bersaing, Jakarta Livin Mandiri Umumkan Daftar Pemain Tim Putri di Proliga 2024

Sedangkan Menteri Urusan Olimpiade, Tessa Jowell, seperti dikutip laman harian Evening Standard, yakin bahwa Brown kemungkinan saat itu "keseleo lidah" dan yang dia maksud adalah resesi, bukan depresi.

Namun, kubu oposisi dari Partai Konservatif mengritik kesalahan ucap oleh Brown. "Perdana menteri harus secara pribadi dan sesegera mungkin meluruskan pernyataan yang dia berikan tadi bahwa dunia dalam keadaan 'depresi' adalah karena keseleo lidah, atau jangan-jangan dia tahu sesuatu yang kita tidak tahu," kata George Osborne, politisi dari Partai Konservatif kepada BBC.

Puslabfor Polri Selidiki Kasus Kebakaran Maut Toko Frame Mampang

Inggris, seperti halnya Amerika Serikat (AS), secara resmi sedang mengalami resesi. Definisi resesi adalah anjloknya Produk Domestik Bruto (GDP) dalam dua triwulan berturut-turut. Definisi tersebut tidak berkaitan dengan pengertian 'depresi'.

Majalah The Economist Desember lalu menjelaskan kriteria untuk menentukan suatu entitas dalam keadaan depresi, yaitu penurunan GDP riil lebih dari sepuluh persen dan atau saat penurunan GDP berlangsung lebih dari tiga tahun. GDP riil berperan dalam menentukan terjadinya inflasi.

Depresi Besar (Great Depression) di AS tahun 1930-an memenuhi dua kriteria tersebut. Pada saat itu, karena GDP jatuh 13 persen sepanjang tahun 1937 hingga 1938, dan GDP anjlok sekitar 30 persen antara tahun 1929 dan 1933.

Di AS, beberapa analis telah menggunakan istilah 'depresi' untuk menggambarkan situasi ekonomi di AS. Albert Edwards dari Societe Generale bulan lalu mencatat bahwa situasi ekonomi sekarang mirip yang terjadi di AS (pada tahun 1930-an).

Sedangkan dosen sekaligus ekonom, Peter Morici dari Universitas Maryland, mengatakan bahwa AS sudah berada di jurang depresi. Sementara ekonom lain belum bisa memastikan istilah mana yang tepat untuk menggambarkan situasi ekonomi saat ini.

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Demokrat Herzaky Mahendra Putra.

Demokrat Munculkan Nama Dede Yusuf untuk Pilkada Jakarta 2024

Partai Demokrat menyebut nama kadernya Dede Yusuf yang potensial untuk diusung dalam Pilkada Jakarta 2024.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024