Kasus Perdagangan Manusia

Polri Temui Kendala di Malaysia

VIVAnews - Markas Besar Polri kesulitan menyidik kasus perdagangan manusia atau trafiking ke Malaysia. Kesulitan itu lebih dikarenakan adanya perbedaan persepsi antara polisi Malaysia dengan Kepolisian RI.

"TKI kita yang ilegal dipekerjakan dan diperlakukan tidak mannusiawi. Mereka (Malaysia) menganggap itu pelanggaran imigrasi, tapi kita anggap itu eksploitasi dan trafiking," ujar Direktur I Keamanan Transnasional, Brigadir Jenderal Badroddin Haiti di Markas Besar Polri, Jumat 6 Februari 2009.

Menurut Badroddin, seharusnya ada persamaan persepsi antara penegak hukum di Malaysia dan Indonesia. Proses penyidikan dan tindakan hukum lainnya tidak akan berjalan lancar jika sikap Malaysia yang tidak mengubah persepsi.

"Kasus ini kan agak kurang menguntungkan bagi Malaysia. Kasus itu banyak merugikan masyarakat sana. Sehingga kita harus lebih intens dan lebih realistis untuk bisa dilakukan upaya-upaya yang sifatnya penegakan hukum," ujar dia.

Untuk kasus yang terakhir adalah korban perdagangan warga asal Lampung yang dijual ke Tebedu, Malaysia. Korban yang masih duduk di bangku SMP itu dengan melalui modus penculikan akhirnya dipaksa untuk menjadi pekerja seks komersial. Korban tidak sendiri, ada tiga korban lainnya. Akhirnya pada Agustus 2008, keempatnya dibebaskan.

Kwarnas Curigai Upaya Terselubung di Balik Penghapusan Ekstrakurikuler Wajib Pramuka di Sekolah
Habib Aboe Bakar Al HAbsyi di DPP PKB bersama elite PKS dan PKB

PKS Bakal Gelar Halal Bihalal Sabtu, Prabowo-Gibran dan Semua Parpol Diundang

PKS akan menggelar acara halal bihalal pada Sabtu, lusa, di kantor DPP PKS. Semua paslon capres cawapres diundang, termasuk parpol

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024