Langsing Bukan Sulap

VIVAnews - Di pasaran tersedia beragam metode pelangsingan yang menjanjikan penurunan berat badan dalam waktu singkat. Yang murah ada, yang mahal pun tak sedikit. Padahal, cara instan itu bukannya tak mengandung risiko.

Sebelum Anda mencoba, pertimbangkanlah baik-buruk metode pelangsingan yang akan Anda pilih. Berikut ini beberapa cara pelangsingan tubuh yang banyak ditawarkan di pasaran. Apa saja untung-ruginya? Cerdaslah memilih sebelum mendapat derita!

Jamu pelangsing
Mengonsumsi jamu pelangsing sebaiknya berhati-hati karena jamu pelangsing bekerja secara sistemik yang bisa mengganggu keseimbangan metabolisme tubuh. Sejumlah jamu pun bersifat pencahar, artinya memaksa tubuh untuk buang air besar terus-menerus.

Hal ini sangat berbahaya bagi pencernaan karena lama-kelamaan selaput lendir usus akan menipis. Tak jarang pula ada yang terkena sakit maag karena penyerapan zat makanan yang terganggu. Jamu pun bisa mengendap di ginjal dan dapat mengganggu kerja ginjal bila dikonsumsi tak sesuai takaran.

Begitu juga dengan liver atau organ hati yang berfungsi dalam proses detoksifikasi. Sebab, jamu yang tidak diproduksi dengan higienis bisa mengandung mikroorganisme yang menghasilkan racun. Jika jamu ini diminum terus-menerus, maka kerja hati akan makin berat dan akhirnya rusak.

Teh pelangsing 
Sebagian besar teh pelangsing bersifat diuretik dan laksansia (pencahar). Jika dosis meminum teh itu tidak berlebihan, efeknya Anda akan buang air secara teratur. Tapi, kalau dosisnya berlebihan dan sering ke kamar kecil 4-5 kali sehari, berarti pencernaan Anda mengalami gangguan dan ini bisa berbahaya. Selain kekurangan cairan, pencernaan Anda pun bisa mengalami kerusakan. 

Terapi suntik
Ada sejenis suntikan yang bisa membantu menurunkan berat badan. Bagaimana hubungannya? Cairan yang biasa dipakai untuk disuntikkan ke dalam tubuh ternyata mengandung amfetamin, yaitu zat yang termasuk dalam golongan stimulan.

Amfetamin ini akan merangsang metabolisme agar mempercepat pembakaran kalori dalam tubuh. Karena berfungsi sebagai perangsang, orang yang mendapat suntikan akan tetap merasa segar setiap saat, tanpa mengonsumsi apa pun. Akibatnya, ia tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup.

Karena efeknya tidak permanen, terapi suntik perlu dilakukan secara rutin, paling tidak seminggu sekali. Itu pun harus dilakukan oleh dokter ahli. Namun, terapi suntik itu juga berisiko. Susiani menyatakan bahwa reaksi pertama yang mungkin terjadi akibat terapi suntikan pelangsing adalah memar-memar pada bagian tubuh yang mendapatkan suntikan.

Sedot lemak
Liposuction atau sedot lemak adalah suatu tindakan operasi untuk mengangkat lemak berlebih dalam tubuh. Setelah dibius total, lemak pasien akan disedot. Sebenarnya, operasi ini cukup dilakukan satu kali saja. Namun, jika pasien terlalu gemuk, operasi bisa dilakukan lebih dari satu kali. Setelah operasi, pasien harus tetap menjaga pola makan karena bukan tak mungkin lemak akan kembali menumpuk.

Sedot lemak sebenarnya tidak mengundang bahaya jika dilakukan di rumah sakit dan klinik terpercaya. Hanya, karena termasuk dalam satu bentuk operasi, tetap saja berisiko. Ada dua risiko yang mungkin terjadi, yaitu saat pembiusan dan saat operasi.

MAKI Kirim Surat ke Nurul Ghufron, Minta Bantuan Mutasi ASN di Papua ke Jawa

Risiko terjadinya perdarahan sangat mungkin terjadi. Praktisi sedot lemak haruslah seorang dokter ahli bedah plastik yang bisa mengurangi risiko perdarahan tersebut. Namun, kini, banyak salon kecantikan yang berani melakukan praktik sedot lemak. Inilah yang mengakibatkan praktik sedot lemak jadi berbahaya.

LPS gelar jumpa pers di Kota Medan.(B.S.Putra/VIVA)

Kantor LPS Bakal Hadir di Medan, Diresmikan 3 Mei 2024

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) kini membuka Kantor Perwakilan LPS I Medan, di Gedung Sinarmas Plaza, Kota Medan.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024