Jakarta Utara Butuh Jembatan Timbang

VIVAnews - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu menempatkan jembatan timbang di sejumlah titik di Jakarta Utara. Jembatan ini berfungsi mengukur beban kendaraan yang melintas agar tak melebihi batas maksimal.

"Kelebihan muatan dapat mengakibatkan jalan rusak," kata pengamat transportasi dari Universitas Indonesia, Soetanto Soehodo, kepada wartawan di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa 10 Februari 2009.

Berdasar data yang diungkapkannya, kekuatan jalan di kawasan tersebut hanya didesain untuk kapasitas beban kendaraan 10-20 ton. Sementara beban kendaraan yang melintas di sana mencapai 20-30 ton. "Setiap harinya ada 6.000-7.000 kendaraan berat yang melintas di Jakarta Utara," ujarnya.

Ia mengusulkan pemasangan jembatan di kawasan yang rawan dilalui kendaraan berat seperti akses utama Pelabuhan Tanjung Priok. Jembatan timbang yang dipasang hendaknya portable sehingga pengukuran beban jalan bisa dilakukan secara random.

Jembatan ini sangat penting agar kerusakan jalan tak semakin parah. Jembatan ini diperlukan untuk mengetahui beban kendaraan agar tak melewati batas beban yang ditanggung jalan. 

Berdasar data Traffic Managemen Center Kepolisian Daerah Metro Jaya, kerusakan jalan di Jakarta Utara terparah dibandingkan kawasan lain Ibu Kota. Sebab, aktivitas kendaraan berat di kawasan itu paling tinggi.

Beberapa jalan yang mengalami kerusakan akibat kelebihan beban antara lain, Jalan Lodan Raya, Jalan RE Martadinata, Jalan Yos Sudarso, putaran Aseton, putaran Kalimati, Jalan Gunung Sahari, dan putaran Pasar Pagi.

Kemenko Polhukam Susun Rencana Bangun Sistem Pertahanan Semesta di IKN
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita

Golkar: Kabinet Tidak Boleh Dibatasi karena Prerogatif Presiden

Wakil Ketua Umum Golkar mengatakan bahwa tak boleh ada pembatasan dalam membentuk kabinet, karena merupakan hak prerogatif presiden.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024