Mooy: Pemerintah Lambat Respons Krisis

VIVAnews - Pengamat Ekonomi yang juga mantan Gubernur Bank Indonesia Adrianus Mooy mengatakan pemerintah terlambat dalam merespons krisis, termasuk pemberian stimulus yang terkesan malu-malu.

"Menteri Keuangan katanya sudah punya uang Rp 50 triliun dari Silpa, tapi kenapa hanya Rp 10,2 triliun yang terasa. Sisanya hanya berupa tax cut, kenapa malu-malu," ujar Adrianus mengomentari kondisi perekonomian yang kini mulai redup di Jakarta, Senin 10 Februari 2009.

Kondisi gelap ini disebut Sekretaris Komite Stabilisasi Sistem Keuangan Raden Pardede sebagai gambaran atas depresi ekonomi dunia. Menurut Pardede bahwa krisis biasanya terjadi dan dialami oleh negara-negara dalam skup kecil. "Ini baru lagi terjadi sejak 1930-an, kita krisis semua bareng-bareng," kata Pardede.

Meski ekonomi melambat, kata Raden, bukan berarti tidak akan ada pemulihan. Diakuinya masa pemulihan ini akan butuh waktu yang lama. "Karena masalah kita adalah kepercayan, ini akan pulih dalam satu dua tahun mendatang," ujarnya.

Menurut dia, saat ini kepercayaan antara kreditur dan debitur sudah hilang, masyarakat dengan institusi, dan antara bank satu dengan bank lain. "Mereka tidak saling percaya dan tidak bersedia saling meminjam," katanya.

Terkait stimulus ini, Pardede menyebut hanya sebagai jump start. "Jangan anggap dengan stimulus semua akan selesai. Ini hanya seperti alat untuk membangunkan orang yang shock," kata dia.

Deretan Negara Paling Tak Percaya Tuhan di Dunia, Mayoritas di Benua Asia!
Jenderal Francis Omondi Ogolla

Helikopter Militer Kenya Jatuh, Jenderal Ogolla Menjadi Korban

Sebuah helikopter militer Kenya yang membawa petinggi termasuk kepala pertahanan jatuh pada hari Kamis, 18 April 2024, menurut keterangan dari pihak kepolisian.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024