Rupiah Melemah Tipis

VIVAnews - Penjagaan ketat oleh Bank Indonesia dan implementasi kebijakan pelonggaran likuiditas valas berhasil menahan rupiah menuju pelemahan yang makin dalam. Rupiah di pasar spot antarbank Jakarta ditutup 9.750/9.770 per US$, melemah 10 poin.

Pada penutupan perdagangan Selasa kemarin, rupiah berada di posisi 9.740 per US$. Namun melemah saat sesi pembukaan tadi pagi ke Rp 9.750/9.800 per US$.

Pelemahan ini imbas kejatuhan saham-saham di Wall Street. Indeks Dow jatuh 76,62 poin atau 0,82 persen ke 9.310,99. Indeks utama lain juga turut menurun. SP 500 jatuh 5,34 poin atau 0,53 persen ke 998,01 dan Nasdaq melemah 65,42 poin atau 3,54 persen ke 1.779,01.

"Di pasar global, secara keseluruhan US$ juga menguat. Tapi BI menahan dengan intervensi cukup aktif hari ini," kata Santi Jo, treasury bank swasta nasional di Jakarta, Rabu 15 Oktober 2008.

Sehari sebelumnya bank sentral mengumumkan pelonggaran likuiditas valas, salah satunya menyangkut penurunan Giro Wajib Minimum valuta asing dari tiga persen menjadi satu persen. Kebijakan ini berlaku sejak 13 Oktober lalu.

Dengan penurunan GWM valuta asing ini, maka ada sekitar US$ 721 juta yang bisa digelontorkan ke pasar dan dimanfaatkan perbankan untuk memperkuat likuiditasnya. Selama ini dengan GWM tiga persen, BI telah menghimpun dana sebesar US$ 1,1 miliar. Dengan pemangkasan dua persen, maka dana yang terhimpun berkurang menjadi sekitar US$ 400 juta.

Sekjen PKS: Kalau Pak Prabowo Datang Kita Akan Beri Karpet Merah Sebagai Presiden Pemenang
Edukasi Media Center Haji 1445 H/2024

Bawa Kabar dari Tanah Suci, Peran Media Optimalkan Penyelenggaraan Ibadah Haji

Mulai persiapan penyelenggaraan ibadah haji, tata cara, hingga kesehatan serta keselamatan selama di Tanah Suci dapat disebarkan secara luas dan cepat melalui media.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024