Heboh Ponari

Kisah Batu si Ari

VIVAnews - PETIR berkelebat di langit saat Ponari sedang bermain hujan, pada suatu hari di bulan Januari.  Bocah 9 tahun itu kaget.  Apalagi, kepalanya sontak nyeri seperti terkena lontaran batu. Dia melirik ke bawah. Ada benda aneh: batu sekepalan tangan, di dekat kakinya. Warnanya coklat.

Anak kelas 3 SD Balongsari II, Megaluh, Jombang, Jawa Timur itu awalnya terpacak heran. Tapi, tanpa pikir panjang, dia memungut benda itu. Cuma, kepalanya terasa agak pusing. Ari, begitu Muhammad Ponari biasa dipanggil, pun melangkah pulang.

Di rumah, batu pipih itu lalu ditunjukkan kepada orang tuanya.  Neneknya, Mbok Legi, malah tak suka. Ia menganggap batu itu watu gludhuk, batu jelmaan petir.

Mbok Legi lalu membuang batu itu ke kebun bambu, di belakang rumah. Jaraknya sekitar seratus meter. “Namun, ajaib, batu itu kembali ke meja,” kata tetangganya, Sri Supeni, 57 tahun.

Berkali-kali Mbok Legi membuang batu itu. Tapi, benda itu konon selalu kembali. Akhirnya, Ari memutuskan menyimpan batu itu. Pikirnya, siapa tahu, ada tuahnya suatu hari.

5 Makanan yang Tidak Boleh Dikonsumsi oleh Penderita Asam Lambung, Apa Saja?

Kebetulan, ada tetangga sedang jatuh sakit. Badannya panas tinggi dan muntah-muntah. Entah atas petunjuk siapa, Ari memasukkan ‘batu petir’ ke dalam air. Si tetangga diberi minum seteguk demi seteguk. Alkisah, setelah meminum air tadi, tetangga itu sembuh seketika.

Maka, dongeng keajaiban pun beredar cepat: Ari punya batu sakti penyembuh penyakit. Pasien mulai datang. Ditemani ayah ibunya, Kasimin, 38 tahun, dan Mukaromah, 28 tahun, sejak 14 Januari Ponari pun mulai buka praktek. Rumah gedhek-nya berukuran 4 x 4 meter itu pun berubah menjadi bilik berobat.



Ponari tumbuh di desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Jombang. Sebelum membuka praktek pengobatan, orang tuanya bekerja sebagai penggarap sawah musiman. Hidup mereka pas-pasan.

Sebelum menemukan batu, Ponari tumbuh sebagai anak biasa. Bocah kelahiran 6 Juli 1999 ini, biasa bermain di sawah. Di sekolah, kecerdasannya sebetulnya agak payah. “Dia pernah tak naik dari kelas I ke kelas II,” ujar Ardi Wiranata, teman sekelasnya di SD Balongsari II.

Kini, Ponari sulit dicari di sekolah. Sudah tiga pekan dia absen. Teman sekelas lainnya, Muhammad Nur Rizki, jadi kangen berat. Dia ingin Ponari kembali bersekolah. ”Supaya bisa main bola,” kata Rizki.

Kepada pamannya, Paeno, Ponari sempat mengeluh. “Dia pernah bilang, kepingin main seperti dulu,” kata Paeno.

Belakangan kondisi fisik Ponari memburuk. Dia ambruk karena lelah meladeni ribuan pengunjung yang bak kerasukan. Sejak Selasa, 10 Februari 2009, dia terserang demam. Dia lalu dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkari. Kata dokter, Ponari butuh istirahat. Rupanya, sang dukun cilik masih juga membutuhkan perawatan medis modern.

Jawaban Menohok Chandrika Chika saat Hendak Dibawa ke BNN Lido
Rilis TikToker Galih Loss Soal Video Diduga Menistakan Agama

Motif TikToker Galih Loss Buat Konten Penistaan Agama Terkuak, Ternyata Buat Cari Endorse

Polisi sudah menangkap Galih Loss karena konten 'hewan mengaji' yang meresahkan dan diduga menistakan agama Islam.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024