Calon Pendamping Yudhoyono

Demokrat Ingin Pembagian Kekuasaan yang Jelas

VIVAnews - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, mengatakan tokoh yang akan menjadi pendamping Susilo Bambang Yudhoyono pada pemilihan presiden 2009 merupakan hasil koalisi partai. “Pengikatnya adalah pembagian kekuasaan (power sharing) yang adil dan proporsional,” katanya.

Habib Bahar Akui Kemenangan Prabowo-Gibran: Mau Gak Mau Harus Terima, Tapi...

Pembagian kekuasaan itu, menurut Anas, haruslah didasarkan pada modal politik yang jelas. Karena itulah, kata dia, Partai Demokrat baru menetapkan calon pendamping Yudhoyono setelah pemilu legislatif. Dia yakin tak terlambat. “Malah akan tepat waktu. Kami ingin timing yang tepat,” katanya

Selain itu, menurut Anas, partai Demokrat menginginkan pemerintahan Yudhoyono-Jusuf Kalla tetap konsentrasi menjalankan tugas pemerintahan sekarang.  “Kami tidak ingin mengganggu Yudhoyono-Kalla dengan isu-isu pemilihan presiden, termasuk wacana calon wakil presiden.”

Kaleng Susu Isi 16 Kg Sabu dari Malaysia Masuk Indonesia Lewat Kaltara Digagalkan

Poin itulah, kata dia, yang ditekankan dalam pernyataan politik Rapat Pimpinan Nasional Partai Demokrat awal Februari 2009.

Jusuf Kalla di Jakarta Selatan

Jusuf Kalla Puji Cara Prabowo Subianto Rangkul Lawan Politiknya

Jusuf Kalla, memuji langkah dari Presiden terpilih 2024, Prabowo Subianto, yang merangkul lawan politiknya. Menurutnya, Indonesia terlalu besar jika dijalankan sendirian.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024