VIVAnews – Indeks harga saham di sebagian besar bursa utama Asia anjlok di akhir perdagangan Jumat sore, 20 Februari 2009. Indeks acuan di Jepang dan Hong Kong jatuh sekitar dua persen setelah indeks Dow Jones di New York jatuh ke level terendah dalam lebih dari enam tahun terakhir.
Para investor tidak bergairah membeli saham setelah Jepang berada dalam resesi terburuk sejak 1974. Penyebab lain adalah tingkat pertumbuhan ekonomi China yang turun tajam, dan negara lain di kawasan Asia menderita kemerosotan ekspor akibat proteksionisme di negara-negara Barat.
Ekspor di Thailand turun 26,5 persen pada Januari. Ini adalah penurunan paling tajam dalam dua belas tahun terakhir di Thailand.
Penurunan ekspor di Thailand tersebut adalah bukti terkini bahwa ekonomi negara-negara pengekspor di Asia mulai terhantam krisis ekonomi dengan permintaan negara barat terhadap produk Asia menurun.
"Orang belum tahu di mana dasarnya," kata Desmond Tjiang, ahli investasi di Fortis Investment Management, Hong Kong. "Indikator ekonomi makro masih memburuk. Perusahaan tidak memberikan panduan dan pemerintah tidak tahu apa yang akan mereka lakukan," kata Tjiang.
"Pada dasarnya, tidak ada yang bisa memperkirakan dengan tepat apa yang akan terjadi di masa mendatang," lanjut Tjiang.
Indeks acuan Nikkei 225 (Jepang) kehilangan 141,27 poin (1,9 persen) menjadi 7.416,38, dan indeks Hang Seng (Hong Kong) anjlok 300,08 poin (2,3 persen) menjadi 12.723,28. Indeks Kospi (Korea Selatan) turun 3,7 persen ke level 1.065,80 karena nilai mata uang won terus melambung terhadap dolar AS.
Indeks saham di Australia, Singapura, Taiwan, dan Thailand menyusut sekitar 1 persen atau lebih.
Sebaliknya, di daratan China, di mana pasar saham mengalami reli tahun ini untuk merespon program stimulus ekonomi dari pemerintah, indeks acuan Shanghai menguat 1,5 persen.
Sementara itu, nilai mata uang dolar AS menguat terhadap yen. Nilai tukar satu dolar AS kini menjadi 94,10 yen per dolar AS, sebelumnya bernilai 94,06 yen per dolar AS.
Nilai tukar mata uang euro adalah US$ 1,2592 per euro, turun dari sebelumnya yaitu sebesar US$ 1,2667 per euro. Harga minyak mentah light sweet turun 93 sen menjadi US$ 38,55 per barel di perdagangan Asia. Nilai kontrak meningkat kemarin, naik 7 persen (US$ 2,77) menjadi US$ 40,18 di perdagangan AS. (AP)
AHY Ogah Bebankan Prabowo soal Jatah Menteri Buat Demokrat
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengaku pasrah terkait jatah menteri yang akan diberikan capres pemenang Pilpres Prabowo Subianto.
