Jubah Versus Armor

VIVAnews - Apa yang terlintas dalam benak kalian begitu saya bilang American Superhero? Tentu yang terbersit pertama kali adalah Batman, lalu mungkin diikuti dengan Superman, Spiderman, Wonder Woman, X-MEN, atau jagoan-jagoan negeri Paman Sam yang lain.

Habib Bahar Ngaku Pernah Didekati Artis Cantik hingga Diajak Menikah: Dia Mau Jadi Istri Kedua

Sekarang, bagaimana kalau saya mengatakan kepada kamu semua Japanese Superhero? Pasti pikiranmu tertuju sama Kamen Rider, atau Satria Baja Hitam. Atau mungkin Ultraman? Darimanapun asalnya, superhero memang selalu asyik untuk dibahas dari berbagai sudut, mulai dari asal karakter tersebut diciptakan, karakter-karakter pendampingnya, atau berbagai macam elemen lain yang mengikuti superhero-superhero tersebut.

Kali ini saya akan membahas perbandingan mengenai superhero buatan Amerika dan superhero buatan Jepang. Kita tahu kepopuleran superhero dari kedua negara ini sudah tak perlu diragukan lagi, apalagi dikalangan anak-anak.

Di Depan Para Pengusaha Ritel, Airlangga Sebut Aturan Impor Bakal Direvisi

Apa sajakah perbedaan-perbedaan yang cukup jelas dari superhero-superhero yang berasal dari kedua negara ini? Mari kita ikuti bahasan saya dibawah ini. Amerika Serikat mempunyai segudang karakter superhero yang rata-rata memulai “debut” nya melalui media buku komik.

Tokoh-tokoh seperti Batman, Superman, Spiderman, Wonder Woman, dan lainnya telah ada dalam bentuk komik sekitar periode tahun 60-an sampai 80-an. Kemudian superhero-superhero tersebut diangkat oleh pihak studio animasi untuk dibuat versi animasinya sebelum dibuat versi live actionnya.

Pengemudi Fortuner Arogan Bikin Geram Kolonel Pom Jeffri: Gayanya Melebihi Tentara

Sedangkan hampir semua superhero Jepang telah dibuat versi live action, di Jepang biasa disebut dengan istilah tokusatsu, terlebih dahulu sebelum akhirnya dibuat versi manga nya.

Ciri-ciri fisik superhero Amerika dan Jepang sangatlah jelas. Superhero Amerika cenderung menggunakan suit yang menutup badan. Sedangkan muka mereka cenderung dibiarkan terbuka atau mengenakan topeng yang tidak menutup seluruh kepala mereka.

Sedangkan superhero Jepang cenderung mengenakan pakaian khusus yang menutupi seluruh badan dari ujung rambut sampai ujung kaki. Biasanya penutup muka mereka berbentuk helm. Bentuk pakaian mereka pun berbeda.

Superhero Amerika cenderung menggunakan pakaian berbentuk suit dan tak lupa mengenakan jubah, sedangkan pakaian superhero Jepang cenderung tampak lebih ber “armor” dan tebal.

Kota asal sang pemilik kekuatan super hero pun tak pernah lupa dicantumkan sang pencipta superhero. Gotham, New York, dan Detroit adalah 3 contoh kota asal superhero terkenal asal Amerika. Hal ini berseberangan dengan para superhero Jepang yang kebanyakan tak pernah menyebutkan asal kota mereka. Atau walaupun disebutkan, kota tersebut tak pernah menjadi sebuah trademark bagi sebuah superhero Jepang.

Senjata para superhero Amerika cenderung lebih simpel dan tetap. Sebagai contoh Superman memiliki senjata sinar laser yang keluar dari matanya. Spiderman dapat mengeluarkan jaring laba-laba dari tangannya.

Sebenarnya, superhero Jepang pun mempunyai trademark dalam hal senjata utama. Misal Kamen Rider dengan Rider Kick, atau Ultraman dengan sinar laser yang keluar dari tangan kirinya. Tapi, seiring perkembangan jaman, trademark itu pun menjadi lebih bervariasi.

Sebagai contoh gerakan Rider Kick sekarang jauh lebih bervariasi daripada gerakan Rider Kick milik Kamen Rider terdahulu. Senjata-senjata seperti pedang, pistol, atau kapak pun sekarang menjadi senjata utama mereka disamping tendangan.

Pernahkah kamu melihat Clark Kent bertarung menghadapi musuh-musuhnya tanpa melakukan perubahan terlebih dahulu? Atau, pernahkah ada adegan Peter Parker dengan gagahnya melawan anak buahnya Green Goblin tanpa kostum merah kesayangannya?

Itulah perbedaan lain antara superhero Amerika dan Jepang. Kronologi perubahan pada superhero Amerika tersebut antara lain: Musuh mengacau-penduduk panik-superhero datang dengan pakaian kebanggaannya.

Sedangkan kronologi perubahan pada superhero Jepang adalah, musuh mengacau-sang karakter bertarung dengan kekuatan seadanya-bila terdesak, dia langsung melakukan perubahan di depan musuh. Tidak akan ada Batman bila tidak ada Joker, Mr. Freeze, Poison Eve, dan lainnya.

Begitupun dengan Takeshi Hongo yang tak akan pernah menjadi Kamen Rider bila tak ada Shocker. Musuh sang jagoan utama memang menjadi daya tarik tersendiri dari sebuah kisah superhero. Tentu ada berbagai macam perbedaan dari masing-masing vilain atau karakter jahat.

Jika kita amati, musuh-musuh superhero Amerika adalah berupa bandit, teroris, atau penjahat dengan kejeniusan tingkat tinggi. Sedangkan musuh-musuh superhero Jepang kebanyakan adalah monster, alien, atau bahkan hantu.

Tetapi, hal ini tidaklah mutlak. Kita tahu Lex Luthor adalah manusia biasa yang akhirnya juga bekerjasama dengan alien. Sekarang, kita beralih ke pose para karakter sebelum melakukan perubahan wujud. Para jagoan Paman Sam cenderung melakukan perubahan wujud secara sembunyi-sembunyi dan tanpa melakukan pose-pose tertentu demi mendapatkan kekuatan super.

Hal ini bertentangan dengan superhero Jepang yang kebanyakan melakukan berbagai macam pose untuk melakukan perubahan wujud. Adapun sebagai contoh adalah Kamen Rider yang melakukan perubahan wujud dengan mengacungkan tangan ke atas lalu meneriakkan “HENSHIN!” yang mempunyai arti berubah.

Adapun Henshin dan Shochaku (memasang) adalah dua contoh kata keramat yang biasa diteriakkan para superhero Jepang saat melakukan perubahan.

Terkait dengan perubahan wujud, ada lagi perbedaan yang terdapat pada keduanya. Superhero Amerika tidak mempunyai alat tertentu untuk dapat melakukan perubahan.

Sedangkan superhero jepang mempunyai berbagai macam alat perubahan, mulai dari sabuk, gelang, bahkan sampai HP dimana HP tersebut saat ini sedang menjadi trend bagi salah satu superhero Jepang, Super Sentai. Superhero Jepang mempunyai bentuk yang terus berkembang mengikuti perkembangan jaman.

Di sini saya akan menyebut istilah “franchise” untuk menyebut salah satu superhero. Sebuah franchise superhero Jepang cenderung mempunyai bentuk dan jalan cerita yang jauh berbeda dengan franchise-franchise pendahulunya. Ultraman versi pertama yang diciptakan sekitar tahun 60-an tentu jauh berbeda dengan Ultraman terbaru seperti Nexus, Max, ataupun Mobius.

Tapi, tentu saja perbedaan tersebut masih ada batasan-batasannya. Ultraman tentulah seorang superhero yang tingginya 30 meter ke atas. Dalam serial Ultraman, tentu ada sebuah organisasi semi militer yang bertugas melindungi bumi dari bahaya monster-monster raksasa. Itulah contoh batasan-batasan yang terdapat dalam suatu franchise superhero Jepang.

Sedangkan sebuah franchise superhero Amerika cenderung memiliki kesamaan dari waktu ke waktu. Dari pertama kali diciptakan sampai diangkat ke layar lebar sebanyak tiga kali, tokoh utama dalam franchise Spiderman tetaplah sang jurnalis yang bekerja di Daily Bugle, Peter Parker.

Itulah beberapa perbedaan yang terlihat antara karakter-karakter fiksi superhero asal Amerika dan Jepang. Sebenarnya masih banyak lagi perbedaan-perbedaan yang menjadikan sebuah trademark bagi kedua superhero tersebut.

Namun yang pasti, perbedaan asal superhero tersebut adalah sebuah pencerminan dari keadaan lingkungan masing-masing negara. Hal tersebut tentu saja dapat menjadi cerminan karakter orang dalam masing-masing negara.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya