Proyek 10 Ribu MW Tahap II

PLN Bisa Kantongi US$ 280 Juta dari Karbon

VIVAnews - Proyek pembangkit listrik 10 ribu Megawatt tahap II diharapkan bisa menghasilkan penjualan karbon sebesar US$ 280 juta per tahun. Penjualan karbon diperoleh karena pembangkit dalam proyek itu menggunakan energi terbarukan, panas bumi.

Jawaban Menohok Chandrika Chika saat Hendak Dibawa ke BNN Lido

Proyek ini merupakan milik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) yang sebagian besar pembangkitnya akan dikerjasamakan dengan swasta.

Direktur Pembinaan Pengusahaan Panas Bumi dan Pengelolaan Air Tanah Departemen Energi Sugiharto Harsoprayitno mengatakan, pembangkit dengan kapasita 10 ribu MW ini nantinya bisa menghasilkan 28 juta ton karbon per tahun.  

"Dengan harga US$ 10 per ton, kami akan mendapat US$ 180 juta," kata dia di Jakarta, Kamis 26 Februari 2009. "Harga US$ 10 per ton merupakan harga karbon terendah. Jadi masih bisa lebih."

Hanya saja produksi panas bumi membutuhkan waktu lama, hingga 5 tahun. Sehingga bisa saja pembangkit yang tadinya diperkirakan mampu memproduksi 100 MW ternyata hanya mampu 50 MW. "Harganya padahal sudah dipatok melalui lelang di awal. Kalau harga sudah dipatok, kemampuan menghasilkan listriknya berubah kan bisa jadi masalah," kata dia.

Karena itu, pemerintah akan membuat regulasi Mekanisme Pembangunan Bersih (CDM) yang antara lain mengatur penjualan karbon. Nantinya, hasil penjualan karbon menjadi milik pemerintah atau milik negara. Ini guna menyelesaikan masalah seperti yang terjadi pada pembangkit. "Kepastian semacam itu harus dicermati dalam membuat struktur harga listrik dengan memasukkan CDM," kata dia.

Terungkap! Penemuan Rumah Leluhur Umat Manusia Menggemparkan Dunia
Refluks asam lambung, sakit lambung, gerd

5 Makanan yang Tidak Boleh Dikonsumsi oleh Penderita Asam Lambung, Apa Saja?

Asam lambung adalah kondisi medis yang terjadi ketika cairan asam lambung naik ke kerongkongan, menyebabkan sensasi terbakar yang tidak menyenangkan di bagian dada.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024