Masyarakat ASEAN Butuh Kerjasama Tiga Pilar
VIVAnews – Implementasi Piagam ASEAN menuju pembentukan Masyarakat ASEAN tahun 2015, membutuhkan transisi dan penyesuaian-penyesuaian yang sifatnya fundamental dan kultural. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan perlu kerjasama erat tiga pilar dalam proses transisi itu.
“Diperlukan transisi dan penyesuaian-penyesuaian tetapi kita yakin dengan piagam baru ini kerjasama intra-ASEAN maupun kerjasama ASEAN dengan pengelompokan regional lain akan lebih efektif lagi,” kata Yudhoyono dalam keterangan pers usai menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-14 di Hotel Dusit Thani Hua Hin, Thailand, Minggu 1 Maret 2009.
“Dalam ASEAN Charter ini sesungguhnya kita telah memperluas interaksi intra ASEAN," katanya. "Barangkali dulu kerjasama ASEAN lebih diletakkan pada kerjasama antar pemerintah antar negara, sekarang dengan tiga komunitas yang dibangun ini maka di samping pemerintah dalam hal ini juga lebih banyak melibatkan duania usaha swasta dan civil society secara lebih luas lagi," kata Yudhoyono seperti dilaporkan wartawan VIVAnews langsung dari Thailand.
Kerjasama pemerintah, swasta dan masyarakat sipil ini sejalan dengan konsep blue print yang telah ditetapkan dalam mewujudkan ASEAN political security community. "Dalam hal ini pemerintah yang menjadi penjuru,” ujarnya.
Presiden SBY juga menjelaskan bahwa berkaitan dengan road map Masyarakat ASEAN 2015 dan implementasi dari piagam ASEAN ini, Indonesia punya keyakinan pada saatnya nanti masing-masing negara anggota ASEAN akan lebih kuat kapasitas ekonominya. Sehingga ketika disinergikan secara regional akan lebih kuat.
“Tentunya reformasi yang kita lakukan baik masing-masing negara dan bersama-sama pada tingkat ASEAN akan meningkatkan daya saing, kapasitas dan kekuatan kita untuk bisa menghasilkan capaian ekonomi masing-masing negara maupun manfaat bersama yang dapat dirasakan oleh ASEAN,” kata Yudhoyono.